Dukung Revolusi 4.0, Dunia Kesehatan Mulai Gunakan Artificial Intelligence

Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, Sp.BS (K), Ph.D.
Sumber :
  • VIVA/ Sherly/ Tangerang

TANGERANG – Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) mulai digunakan oleh beberapa sektor bisnis mulai dari properti, perhitungan keuangan, hingga layanan publik. Hal ini merupakan bentuk kemajuan teknologi digital, untuk mengikuti perkembangan zaman yang mulai berevolusi di era 4.0.

Kesehatan Makin Memburuk, Istana Buckingham Perbarui Rencana Pemakaman Raja Charles III

Salah satu bidang yang menggunakan kecerdasan buatan atau AI itu adalah sektor kesehatan. Dimana, AI bisa digunakan untuk mempermudah dan mempercepat layanan medis dalam hal diagnosa.

Dekan Fakultas Kedokteran UPH,  Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, Sp.BS (K), Ph.D., mengatakan, ia menyoroti beberapa aspek di mana AI yang dapat dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan manusia dalam dunia kedokteran.

5 Manfaat Luar Biasa Alpukat untuk Kesehatan Kulit Wajah, Bisa Cegah Penuaan Dini

"Salah satu cara kita sebagai dokter untuk dapat memanfaatkan sisi positif AI adalah dengan menggunakan AI untuk membantu mempermudah pekerjaan harian kita. AI dapat membantu dokter dalam membuat diagnosa yang lebih akurat, memprediksi hasil pengobatan pasien, dan mengidentifikasi rencana perawatan pasien," katanya di Tangerang, Sabtu, 25 November 2023.

Ramalan Zodiak Jumat 26 April 2024: Taurus Harus Waspada dengan Rekan Kerja, Leo Kena Tekanan Mental

Dimana, pentingnya perhatian terhadap perkembangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam mendukung pekerjaan dokter di era revolusi industri 4.0.

"Teknologi AI memiliki potensi besar untuk mengubah cara hidup dan bekerja manusia. Meskipun AI dapat membantu dokter dalam melakukan diagnosis dan pencegahan, kita tidak boleh melupakan peran penting manusia, terutama dalam hal empati dan perhatian terhadap pasien," ujarnya.

Dengan demikian, AI dapat meningkatkan kualitas perawatan dan outcome pasien. Namun, tidak mungkin hal ini dapat dicapai tanpa adanya ‘the man behind the gun’ (manusia yang berperan dibaliknya).

"Peran manusia tetap tidak tergantikan, terutama dari aspek humanis, kepedulian, empati, pengalaman sosial, dan tanggung jawab kepada pasien. Kita perlu belajar hidup berdampingan dengan teknologi yang ada,".

Hal ini karena, ada empat medical wisdom atau aspek pekerjaan dokter yang tidak dapat digantikan kecerdasan buatan, yaitu Trusted by the patient (Dipercaya Pasien), Promising the best could be done (Komitmen Memberi Perawatan Terbaik), Experienced and highly responsible (Berpengalaman dan Bertanggungjawab) dan Not always based on mathematical calculator (Tidak Selalu Dapat Terukur Secara Matematis).

"Ada 4 hal yang tetap tidak bisa digantikan oleh AI, seperti adanya keputusan medis tidak selalu dapat dihitung atau diukur secara matematis. Meskipun data dan statistik penting dalam pengambilan keputusan medis, namun banyak aspek dalam praktik kedokteran yang melibatkan pertimbangan kompleks, termasuk faktor manusiawi, kondisi psikologis, dan preferensi pasien. Hal Ini menunjukkan bahwa penerapan kebijaksanaan medis sering kali melibatkan pandangan holistik dan penilaian yang tidak selalu dapat diartikan melalui perhitungan matematis semata," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya