Cerita Relawan Gunung Marapi Modal Nekat Evakuasi Korban, Cuma Bawa Sebotol Air dan Sarung

Muhammad Andika dan Tomi Hidayat
Sumber :
  • Tangkapan Layar

JAKARTA – Aksi heroik dua warga Batu Plano, Muhammad Andika dan Tomi Hidayat, dalam menyelamatkan korban Gunung Marapi, Sumatera Barat, menarik perhatian publik. Bahkan, Deddy Corbuzier mengapresiasi usaha merek dan teman-temannya yang mau berinisiatif sendiri naik ke puncak gunung sebelum bantuan tiba.

Ajakan Rujuknya Ditolak, Pria Bakar Mobil dan Rumah Mantan Istri

Saat diundang ke podcast YouTube Deddy Corbuzier, Andika dan Tomi menceritakan perjuangan mereka mengevakuasi para pendaki dengan alat seadanya. Andika terlebih dahulu pergi menyisir wilayah gunung bersama warga lainnya tepat pada malam hari setelah gunung tersebut meletus. Kemudian, Tomi baru menyusul di hari berikutnya. Scroll lebih lanjut ya.

Dika mengungkapkan bahwa kondisi Gunung Marapi saat itu sudah dipenuhi oleh abu vulkanik yang sangat tebal. Jarang pandang terbatas dan tanah bebatuan pun sudah tertutup rata dengan abu. Sebagai warga lokal yang sering pergi ke gunung, jalanan di sana sudah melekat di ingatan Andika. Ia mengaku cukup kesulitan saat membawa korban turun dari gunung tetapi dengan mudah menemukan jalurnya.

Update Korban Tewas Banjir dan Longsor di Luwu jadi 13 Orang, Berikut Daftar Namanya

"Turun susah karena jalannya sudah hilang. Sudah enggak di jalur, cuma patokannya kita pernah ke sini. Patokannya itu kita pernah lihat pohon ini, pernah ada di pinggir sini, jadi trabas aja," ungkap Andika, dikutip Sabtu 16 Desember 2023.

Dua Warga Dilaporkan Hilang akibat Longsor di Padang

Mendengar penuturan pemuda itu, Deddy Corbuzier terlihat sangat kagum. Ia menilai kemampuan menghapal jalan seperti itu hanya bisa dilakukan oleh warga asli yang sering pergi ke gunung.

Bukan hanya bermodal ingatan soal jalur pendakian, Andika juga pergi mengevakuasi korban dengan modal nekat. Bagaimana tidak, dalam kondisi gunung yang baru meletus, Andika hanya pergi membawa ponsel, sebotol air minum, dan sarung leher.

Tanah Datar diterjang banjir lahar dingin erupsi Gunung Marapi.

Photo :
  • tvOne.

"Ngga bawa kompas, cuma bawa hp, air mineral, satu sarung leher. Modal itu doang. Senter pakai hp. Jadi modal nekat aja. Di atas bisa telepon tapi jaringannya susah," jelas Andika.

Karena membawa ponsel, Andika bisa membuat video situasi saat mengevakuasi para korban pendakian. Video yang direkamnya tersebut langsung dibagikan ke media sosial Facebook hingga menjadi viral.

Lalu, sarung leher yang dibawa oleh Andika rupanya berfungsi untuk membungkus bagian tubuh korban yang ia temukan. Dengan ukuran yang cukup kecil, sarung tersebut hanya bisa melapisi bagian tubuh korban sementara kaki dan tangannya dibantu pegang oleh teman-teman yang lain.

"Jenazah ditemukan tidur telungkup, saya kan bawa sarung leher, jadi saya taruh sarungnya, (jenazahnya) saya taruh di atas sarung. Jadi cuma badannya yang bisa, kakinya ada yang dipegangin teman," ungkapnya.

Kabar terbaru melaporkan bahwa Gunung Marapi kembali mengalami erupsi pada Rabu 13 Desember 2023 pukul 05.52 WIB. Aktivitas gunung terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi kurang lebih 54 detik. Kolom abu vulkanik yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Tinggi kolom abu mencapai kurang lebih 500 meter di atas puncak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya