Cerpen Berusia 100 Tahun Milik Ernest Hemingway Ditemukan

Cerpen Berusia 100 Tahun Milik Ernest Hemingway Ditemukan
Sumber :
  • Nytimes

VIVA.co.id – Cerpen pertama milik sastrawan Ernest Hemingway baru saja ditemukan di Key West, Florida, dalam sebuah buku catatan berusia 100 tahun.

Pesan Cinta dari Hujan

Dikutip dari New York Times, Kamis 5 Oktober 2017 buku berisi cerpen sepanjang 14 halaman itu ditemukan terkubur di bawah kotak amunisi, dan diperkirakan ditulis Hemingway dalam usianya yang baru menginjak 10 tahun kala itu.

Buku catatan itu terselip di antara berkas-berkas yang pernah dimiliki kawan sekaligus supirnya, Toby Bruce, bersama dengan foto-foto dan surat-surat milik Hemingway.

Memilih Mandiri

Sandra Spanier dan Brewster Chamberlin yang menjadi pengamat karya-karya Hemingway, menemukan cerpen itu awal tahun 2017 ini, dan memperkirakan jika Hemingway menulis itu pada tahun 1909. 

Cerpen itu ditulis Hemingway dengan gaya fiktif, karena kedua peneliti karyanya ini akhirnya menyadari jika Hemingway belum melakukan perjalanan transatlantik pada umur semuda itu.

Produksi Buku di Indonesia Rendah

"Menurut saya ini luar biasa. Cerpen ini adalah tonggak penting dalam karir Hemingway sebagai penulis. Untuk pertama kalinya, dia menulis sebuah karya yang imajinatif," ujar Spanier.

Cerpen ini adalah karya fiksi tertua Hemingway, yang karya-karya awalnya raib dalam perjalanan kereta di Paris pada 1922 karena keteledoran Hadley, istri pertamanya. 

"Dia melakukan penelitian geografi yang baik sampai bisa menulis seperti ini. Cerpen ini adalah hasil karya yang cerdas, jelas Hemingway membual-bual di dalamnya. Yang menarik bagi saya adalah di usia sepuluh tahun Hemingway sudah mengecek peta dan menemukan landmark suatu tempat untuk menguatkan ceritanya," ujar Spanier. 

Para pakar karya Hemingway yakin cerpen ini dibuat sebagai pekerjaan rumah. Sementara pendapat lainnya mengatakan, jika cerpen ini memang sengaja ditulis, untuk dikirimkan ke majalah anak St. Nicholas.

Putra Toby Bruce saat ini memegang kendali atas berkas-berkas ayahnya. Belakangan, dia menimbang-nimbang untuk melegonya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya