Cerita Ibu Dokter, Antara Kerja, Keluarga, dan Air Mata

Dr. Endah Ronawulan, Sp.Kj
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ayu Utami Paramitha

VIVA – Ibu merupakan sosok terkuat karena dapat membagi waktu antara mengurus keluarga dan bekerja. Dan salah satu dokter ini dapat menjadi sosok inspiratif bagi kaum wanita, lantaran dapat menjalani tugasnya sebagai seorang dokter sekaligus ibu rumah tangga.

Berawal dari Hobi Pakai Brand Mewah, Selebgram Berusia 70 Tahun Ini Debut di Paris Fashion Week

Namanya adalah dr. Endah Ronawulan, Sp.Kj. Walaupun dia memiliki jadwal yang padat, di sela kesibukannya masih bisa mengurus keluarga tercinta.

Menurutnya, peran seorang ibu sangat penting dalam keluarga, sehingga sebisa mungkin dia membagi waktu untuk keluarga.

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

"Kebetulan saat ini saya bekerja sekitar 4 sampai 5 jam dalam satu hari, rumah saya pun dekat dari tempat saya bekerja, jadi masih bisa memantau keluarga di rumah. Kecuali saat saya mengajar dan membuka praktik biasanya sampai malam," ucapnya saat ditemui VIVA dalam acara Women on Top, di RSPP Jakarta, Jumat, 22 Desember 2017.

Walaupun pekerjaan rumah seperti bersih-bersih, memasak dan yang lainnya dibantu asisten rumah tangga, dia selalu menyempatkan diri untuk mengantar anaknya ke sekolah.

Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5

"Kalau pagi saya selalu sempatkan untuk mengantar anak-anak ke sekolah. Itu sudah seperti kegiatan rutin," kata dokter spesialis kesehatan jiwa ini.

Dia menuturkan, meski memiliki kesibukan yang padat, sehingga tidak dapat menghabiskan banyak waktu dengan keluarga, tapi dia berusaha membuat setiap waktu bersama dengan keluarga selalu berkesan.

"Bukan kuantitas namun kualitas yang terpenting. Percuma saja banyak waktu bersama, tapi setiap anggotanya sibuk main gadget masing-masing. Walaupun cuma 15 menit, tapi dihabiskan dengan sharing, ngobrol, cerita-cerita dengan nyaman dan intim, itu sudah jadi waktu yang berkualitas, " tutur Endah.

Dia pun bercerita pernah mengalami kejadian sedih yang menguras air mata. Saat sedang bertugas, ayahnya sakit tanpa diketahui apa penyakitnya. Saat itu, dia hanya menyarankan sang ayah untuk minum obat tertentu, namun tak lama ayahanda meninggal dunia.

Itu menjadi hal terberat dalam hidupnya. Sebab, sebagai dokter dia bisa membantu banyak orang, namun saat ayahnya sakit justru sebaliknya. Saat itu, dia mengaku sempat depresi.

"Ayah saya sakitnya tidak parah, namun saya tidak bisa mengobatinya dan saya tidak bisa hadir," ucapnya.

Walaupun sempat mengalami depresi, dirinya tidak ingin terus-menerus larut dalam kesedihan. Dia mulai bangkit dengan semangat dari keluarga dan orang-orang terdekat.

"Saya bangkit dengan cara religi. Saya ganti feeling saya dengan cara terus dan terus mendoakannya," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya