Pasien Kanker Lebih Pilih Pengobatan Tradisional

Ilustrasi ramuan herbal.
Sumber :
  • Pexels/Nikolay Osmachko

VIVA – Beban pengeluaran BPJS untuk pembiayaan kanker di Indonesia menempati urutan ketiga setelah penyakit jantung dan gagal ginjal. Ketuan Perhimpunan Onkologi Indonesia Soehartati gondhowiardjo mengatakan, dibandingkan sebelum era BPJS, masyarakat sangat takut berobat karena tidak memiliki biaya.

Pasien Imunodefisiensi Primer Minta Pemerintah Masukkan Terapi IDP ke dalam Formularium Nasional

Namun kini, BPJS sudah menanggung hingga 73 persen pengobatan kanker. Masyarakat juga sudah mulai familiar dengan proses BPJS. Penggunanya pun semakin meningkat.

Meski demikian, nyatanya masih banyak juga masyarakat yang enggan melakukan pengobatan medis untuk penyakit ganas ini. Banyak pasien yang lebih memilih melakukan pengobatan alternatif yang dinilai lebih efektif.

Informal Workers Receive Social Security Assistance from Radjak Hospital Salemba

Soehartati menilai, tidak banyak pasien yang tahan dengan proses pengobatan kanker seperti radiasi yang menimbulkan efek kulit menghitam dan sariawan.

Sutopo Purwo Nugroho menjalani pengobatan Kanker Paru-paru

Tinjau RSUD Sibuhuan, Jokowi Pastikan Pelayanan Kesehatan Optimal

"Pada proses kemoterapi bisa menyebabkan gundul, kalau alternatif bisa menjanjikan sembuh tanpa efek itu," kata Soehartati saat ditemui di sela acara War On Cancer South East Asia di Shangri-La Hotel, Jakarta, Selasa 20 Maret 2018.

Tapi, Soehartati juga mengingatkan bahwa pengobatan dengan meminum ramuan dari kulit buah tertentu itu hanya dimasukkan ke dalam kelompok suplemen saja. Karena, manfaat dari bahan alami tertentu yang diklaim bisa menyembuhkan membutuhkan sebuah penelitian panjang.

"Suatu pengobatan yang dianggap layak digunakan manusia, artinya memberikan manfaat tanpa efek samping signifikan perlu waktu lama," imbuhnya.

Jadi, pengobatan alternatif yang umumnya didasarkan pada satu atau dua testimoni dari pasien bisa membenarkan suatu pengobatan itu bisa dilakukan pada pasien kanker.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya