Pecat Dokter Terawan, Majelis Etik IDI Malah Ngaku Dibully

DR. dr Terawan Agus Putranto dikeluarkan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Sumber :
  • VIVA/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Ramainya pemberitaan tentang pemecatan dr. Terawan Agus Putranto oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran ( MKEK) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak. Tak hanya dari masyarakat, beberapa tokoh banyak yang menyayangkan keputusan IDI yang dinilai terlalu konservatif.

Muncul di Debat Terakhir Capres, Nusron-TKN: Pak Terawan Dukung Prabowo-Gibran

Kekecewaan masyarakat yang timbul juga memunculkan banyak 'cuitan' buruk di media sosial yang dialamatkan kepada anggota MKEK. Diakui oleh Sekretaris MKEK PB IDI, dr. Pukovisa Prawiroharjo, ia mendapatkan banyak informasi MKEK sebagai lembaga serta personelnya di-bully, baik di media sosial dan kalangan sesama sejawat.

Meluruskan hal itu, dr. Pukovisa memberikan keterangan terkait keputusan MKEK PB IDI terhadap dr. Terawan, menurutnya yang dilakukan pihaknya sudah sesuai prosedur.

Terawan hingga Eks KSAD Dudung Hadir jadi Pendukung Prabowo di Debat Pamungkas

"Insyaa Allah proses terkait penjatuhan sanksi kepada sejawat Terawan Agus Putranto, semuanya melalui alur yang fair dan legitimate," ujarnya dalam rilis yang diterima VIVA Rabu 4 April 2018.

Lanjutnya, pertimbangan keputusan tersebut murni dari sisi etika perilaku profesi kedokteran berdasarkan Kode Etik Kedokteran Indonesia. 

5 Pejabat Penerima Gelar Profesor Kehormatan, Ada Megawati, SBY hingga Terawan

"Kami tidak mengambil konsideran dari sisi akademik dan prosedur disiplin tindakan kedokteran yang dilakukan. Insyaa Allah terkait hal itu akan ada lembaga yang berwenang yang mengomentari."

Pada rilis yang ditulisnya, ia juga mengatakan bahwa pihaknya siap mempertanggungjawabkan. Ia juga menampik semua tuduhan yang dialamatkan pada PB IDI.

"Kami PB IDI siap mempertanggungjawabkan proses ini sebaik-baiknya. Sama sekali tidak berdasarkan semua yang sekarang dituduhkan masyarakat dan sesama sejawat, iri dengki, hasad, sirik, intrik politik, semuanya insyaa Allah tidak ada."

Terawan Agus Putranto (tengah).

Ia melanjutkan bahwa anggapan adanya pihak yang bersinggungan dengan dr. Terawan diungkapkannya tidak benar. "Hakim-hakim (Majelis Pemeriksa) yang dipilih juga sengaja dipilih yang tak bersinggungan kepentingan dengan Terawan."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya