Empat Fakta Penting soal KB Spiral

Ilustrasi KB Spiral
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Setelah melahirkan, salah satu hal yang sering dipikirkan oleh wanita adalah segera menggunakan pengaman atau alat kontrasepsi sebagai pengatur jarak kehamilan.

Upaya Tingkatkan Fasilitas Kesejahteraan Pekerja, Kemnaker dan BKKBN Gelar Dialog Interaktif

Beragam jenis alat kontrasepsi bisa dipilih. Salah satunya yang cukup populer adalah IUD (Intra Uterin Device) atau biasa disebut sebagai KB spiral.

Spiral ini umumnya dipasang di tengah-tengah rahim wanita. Alat KB ini umumnya berbentuk T, panjangnya kira-kira 3-4 cm, di ujungnya ada benang atau string. Bahan spiral ada yang dilapisi tembaga, ada pula yang dilapisi hormon progesteron.

Hari Kontrasepsi Sedunia, Masih Banyak Misinformasi Soal Penggunaannya

Proses pemasangannya yang tidak terlalu lama dan bisa bertahan tanpa diganti selama 4 tahun, membuat spiral menjadi pilihan bagi sebagian wanita. Namun ada pula yang merasa kurang nyaman dan memilih jenis kontrasepsi yang lain karena cara pemasangannya hingga pengaruh saat berhubungan intim dengan pasangan.

Kampanye program Keluarga Berencana (KB).

Ternyata Setiap Malam Ratusan LGBT Datang ke Hutan Kota UKI, Sudah Berlangsung 10 Tahun

Lalu, seperti apakah KB spiral ini? Berikut ini beberapa ulasan mengenai kontrasepsi spiral dari dr. Dinda Derdameisya, SpOG dari Brawijaya Healthcare saat ditemui di acara Moth3rs.com by Andalan di Restoran Kembang Goela Jakarta Pusat.

1. KB Spiral berlapis tembaga

Dinda menyebut adanya kandungan tembaga dalam kontrasepsi spiral ini efektif dalam mencegah kehamilan. Hal ini lantaran cara kerja dari kontrasepsi spiral ini akan menghalangi sel sperma untuk naik dan mencapai sel telur.

"Sehingga sperma tidak menempel di dinding rahim" kata dia.

2. Pasangnya cepat

Dibanding dengan kontrasepsi implan yang membutuhkan waktu lama, penggunaan kontrasepsi spiral ini hanya memakan waktu sekitar kurang lebih lima belas menit. Meski begitu, kata dia, pemasangan dan pelepasan kontrasepsi ini tidak begitu nyaman bagi para pemakainya.

Di sisi lain, penggunaan kontrasepsi yang tepat adalah saat di akhir masa haid. Karena ada darah yang keluar dan mulut rahim sedang terbuka. Hal ini akan memudahkan dalam pemakaiannya dan mengurangi rasa nyeri saat pemakaiannya.

kontrasepsi IUD

3. Harus kontrol setiap tahunnya

Meski diklaim ampuh mencegah kehamilan hingga 5 tahun, tetapi ada baiknya bagi para pengguna kontrasepsi ini melakukan kontrol secara teratur setiap tahunnya. Ini penting untuk mengetahui posisi kontrasepsi itu tidak "nyangkut" di saluran kencing sehingga bisa berakibat terjadinya kebobolan.

"Itu gunanya kontrol setiap tahun apakah posisinya bagus atau tidak, karena dipasangnya kan di dalam rahim."

Di saat sprial terlalu lama berada di dalam rahim, bukan tak mungkin, spiral bisa menempel di dinding rahim dan bisa melekat hingga bermigrasi ke daerah sekitarnya.

"Tapi selama dikontrol teratur per tahun, lokasinya masih di tempat yang benar apa enggak," ujar dia.

4. Keluar darah banyak

Menggunakan IUD juga bisa menyebabkan keluarnya darah yang banyak saat terjadi menstruasi.

"Kalau misalnya menggunakan spiral haidnya bisa jadi lebih banyak, ini karena ada benda asing di rahimnya," jelas dia. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya