Pemudik Transportasi Umum Jadi Fokus Utama Kemenkes

Ilustrasi pemudik naik pesawat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

VIVA – Mudik merupakan tradisi masyarakat Indonesia yang dilakukan setiap tahun pada perayaan Idul Fitri. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, dr. Bambang Wibowo, SpOG (K), MARS mengatakan, pemerintah dalam hal Kementerian Kesehatan memiliki kewajiban untuk memastikan arus mudik dapat berjalan dengan baik dan mengantisipasi kejadian yang tidak diharapkan. 

Lebih dari 5 Ribu Kasus Flu Singapura Dilaporkan di Indonesia

Salah satu fokus utama dukungan kesehatan yang diberikan Kemenkes adalah kesehatan pengemudi terutama pengemudi angkutan umum. 

“Salah satu fokus utama dukungan kesehatan yang diberikan Kemenkes pada mudik tahun ini adalah pemeriksaan kesehatan pengemudi, khususnya pengemudi angkutan umum. Pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi penting untuk mengurangi faktor risiko kecelakaan di jalan raya pada saat mudik Lebaran,” katanya di Gedung Kemenkes, Jakarta, Kamis, 23 Mei 2019.

Kemenkes Ungkap Pelaksanaan Sub PIN Polio Putaran Pertama Capai Target

Pemeriksaan kesehatan akan dilakukan pada pengemudi yang memiliki jarak tempuh cukup lama setidaknya lebih dari 4 jam atau mempunyai rute yang padat dan sering, seperti pengemudi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Pemeriksaan kesehatan diberlakukan juga bagi pengemudi pengganti dalam satu armada tersebut.

“Kegiatan deteksi dini faktor risiko cedera akibat kecelakaan lalu lintas darat yang dilakukan berupa pemeriksaan tekanan darah, alkohol dalam darah melalui pernapasan, kadar amphetamine di urine dan kadar gula darah,” kata Bambang.

KALEIDOSKOP 2023: Perjalanan Kasus Cacar Monyet di Indonesia

Selain itu, perlu dilakukan sosialisasi kesehatan khususnya untuk manajemen PO bus dan pengemudinya untuk selalu menanamkan perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Bambang menilai hal tersebut penting dalam upaya pencegahan faktor risiko kecelakaan di jalan raya khususnya dalam menghadapi arus mudik Lebaran.

“Sehat fisik dan mental menjadi persyaratan dasar. Karena, menempuh perjalanan jauh, bisa jadi tak sesuai dengan rencana awal jadwal perjalanan yang diperkirakan sebelumnya,” ucap Bambang.

Terkait dengan pengecekan mental untuk saat ini pihaknya masih terkendala dengan sumber daya manusia. Namun pengemudi bisa melakukan pengecekan mandiri melalui aplikasi.

"Dengan aplikasi bisa mengecek sendiri. Untuk pemudik sopir ini bagus, apakah nanti bisa aplikasi atau bagaimana atau perlu ada intepretasi dari ahli jiwa. Sekarang ini enggak banyak," kata dia. 

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Widyastuti, MKM menyebut dinkes DKI telah menyiapkan aplikasi e-jiwa untuk melakukan screening apakah seseorang mengalami gangguan jiwa atau tidak. 

"Nanti ada tiga hijau aman, kuning ada pembinaan, merah rujukan faskes ada psikiater dulu di puskesmas Cilandak dan sekarang seluruh DKI Jakarta," kata dia. 

Bukan hanya itu saja, pihaknya juga melakukan screening TB kepada para pengemudi. Mengingat kata dia TB di DKI Jakarta dan di Indonesia cukup tinggi.

"Pengemudi berhubungan dalam satu waktu lama ber-AC bersama positif bisa menularkan," kata dia. (rna)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya