Ada Relawan Meninggal, Uji Vaksin COVID-19 Oxford Dilanjutkan

Ilustrasi vaksin COVID-19.
Sumber :
  • Red Herring

VIVA – Seorang relawan yang ikut serta dalam uji klinis vaksin COVID-19 AstraZeneca oleh Universitas Oxford dilaporkan meninggal dunia. Otoritas kesehatan Brasil telah mengumumkan tragedi tersebut, yang telah dikonfirmasi oleh para ilmuwan.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Tetapi para ilmuwan mengatakan tidak ada masalah keamanan yang teridentifikasi di vaksin itu. Uji coba vaksin pun tidak akan dihentikan lantaran dianggap aman untuk digunakan.

Universitas Federal Sao Paulo, yang membantu mengkoordinasikan uji klinis fase 3 di Brasil, mengatakan relawan tersebut adalah orang Brasil, tetapi tidak disebutkan alamat tempat tinggalnya.

Komnas KIPI, Sebut Penyakit TTS akan Muncul 4 Sampai 42 Hari Setelah Vaksin AstraZeneca Disuntikkan

Tidak ada rincian lebih lanjut tentang keadaan yang telah dirilis, dan belum diketahui apakah kematian orang tersebut terkait dengan uji klinis.

Baca juga: 1.620 Relawan Tuntas Mendapatkan Suntikan Pertama

Bagaimana Kaitan Vaksin AstraZeneca yang Sebabkan TTS Pada Penerimanya?

"Setelah penilaian yang detail atas kasus ini di Brasil, tidak ada kekhawatiran tentang keamanan uji klinis. Tinjauan independen di samping regulator Brasil juga telah merekomendasikan agar uji coba tersebut dilanjutkan," kata juru bicara Universitas Oxford dalam sebuah pernyataan, dikutip Mirror.

Uji coba vaksin ini sebelumnya sempat ditunda bulan lalu setelah salah satu peserta jatuh sakit, tetapi kembali mendapatkan izin untuk melanjutkan.

"Dalam uji klinis besar, penyakit akan terjadi secara kebetulan dan harus ditinjau secara independen.AstraZeneca bekerja untuk mempercepat peninjauan peristiwa tunggal untuk meminimalkan potensi dampak pada jadwal uji coba. Kami berkomitmen untuk keselamatan peserta kami dan standar perilaku tertinggi dalam uji coba kami," kata salah satu perwakilan AstraZeneca kala itu.

AstraZeneca adalah salah satu pelopor oleh para ilmuwan di seluruh dunia yang berusaha menemukan jalan keluar dari mimpi buruk virus SARS-CoV-2 yang mencengkeram planet ini.

Profesor Jonathan Van-Tam, wakil kepala petugas medis Inggris, mengatakan imunisasi bisa tersedia sekitar pergantian tahun nanti.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya