Angka Kematian Anak Akibat Corona di RI Tertinggi di Asia Pasifik

Ilustrasi anak-anak
Sumber :
  • pixabay/stockpict

VIVA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berencana mengizinkan pembelajaran tatap muka di sekolah di semua zona di awal tahun 2021. Rencana itu, menuai sejumlah pro dan kontra masyarakat. Mengingat kasus COVID-19 di tanah air yang meningkat terutama kasus corona pada anak.

AI di Tempat Kerja Sudah Ada, tapi Masih Banyak Pembenahan

Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia per 29 November lalu, diketahui bahwa angka kasus corona anak di Indonesia tertinggi se-Asia Pasifik.

"Tingkat kasus corona anak, data IDAI 29 November tertinggi se-Asia Pasifik Indonesia tinggi, baik dari kasus kesakitannya termasuk angka mortalitasnya. Di awal pandemi angka covid di anak rendah di bawah 2 persen, angka kematian anak akibat covid rendah di bawah 1 persen. Itu tidak sama dengan negara kita," kata Spesialis Anak, dr. Citra Cecilia dalam VIVA Talk, Senin 7 Desember 2020.

Hadiri Digital and Intelligent APAC Congress 2024, Dave Laksono Bicara Infrastruktur Digital

Hingga 29 November data dari IDAI, tercatat bahwa angka kematian anak karena COVID-19 mencapai 3,2 persen secara nasional. Namun, kata Citra angka itu merupakan angka secara nasional, bisa saja angka itu lebih kecil atau lebih besar jika dilihat per daerah.

"Angka 3,2 persen cukup tinggi itu berbeda-beda tiap daerah itu data nasional. tiap daerah berbeda sesuai dengan bagaimana pelaporannya bagaimana fasilitas setempat, jumlah kasusnya. Jadi bisa jadi angka nasional 3,2 persen tapi bisa jadi di daerah lebih kecil atau lebih tinggi lagi," jelas dia.

Demi Cari Solusi Percepatan Transisi Energi, MKI Mulai Jalin Kolaborasi

Citra menjelaskan bahwa tingkat kerentanan anak-anak terkena COVID-19 tertinggi pada rentang usia 5 tahun hingga 18 tahun. Salah satu yang menjadi faktor tingginya angka kesakitan pada anak kata dia mungkin bisa karena mobilitas anak-anak terutama anak remaja yang masuk dalam rentang usia tersebut.

"Anak usia 5-18 angka kesakitannya tinggi mungkin karena pada usia itu anak-anak lebih susah diatur kan remaja di rentan itu, remaja nongkrong, pergi sama temannya segala macam dia bisa jadi case indeks pembawa virus ke rumah," tutur Citra.

Sedangkan untuk angka kematian COVID-19 dijelaskan Citra paling banyak pada usia anak rentang 0 hingga 5 tahun.

"Angka kematian covid 19 lebih banyak di usia 0-5 tahun terutama di bawah usia 2 tahun. Tapi angka kesakitan banyak di 5-18 tahun," katanya.

Seperti diketahui, kasus COVID-19 masih tinggi. Untuk itu, patuhi selalu protokol kesehatan, dan melakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Menjauhi Kerumunan Serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya