Vaksin COVID-19 Bisa Sebabkan Reaksi Anafilaktoid, Apa Itu?

Ilustrasi vaksin.
Sumber :
  • Freepik/wirestock

VIVA – Pekan lalu, Inggris menjadi negara pertama yang melakukan vaksin COVID-19. Vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Pfizer bersama BioNTech Jerman itu pertama kali disuntikkan ke seorang nenek 90 tahun.

Politisi Golkar Misbakhun Raih Gelar Doktor Ekonomi, Disertasi soal Peran DPR RI Masa Pandemi Covid

Seiring dengan program vaksinasi COVID-19 di Inggris, regulator di sana mengeluarkan peringatan tentang efek alergi dari vaksin itu. Hal ini menyusul dengan dua petugas kesehatan di Inggris yang mengalami reaksi alergi usai mendapat suntikan vaksin COVID-19 pada Selasa, 8 Desember 2020 lalu.

Baca Juga: Vaksin COVID-19 Sudah Ada, Masih Perlukah Pakai Masker?

Kemenkes: COVID-19 Tidak Sepenuhnya Hilang, Masih Ada Potensi Muncul Varian Baru

Disebutkan bahwa vaksin itu memang bisa menimbulkan reaksi anafilaktoid. Apa itu? Dilansir dari laman Times of India, Senin, 14 Desember 2020, menurut Organisasi Alergi Dunia, anafilaktik atau anafilaktoid adalah sindrom multi-sistem akut, yang berpotensi mematikan.

Reaksi anafilaktoid, demikian sebutan yang populer, adalah reaksi alergi serius yang dialami oleh banyak pasien COVID-19, yang baru-baru ini menerima suntikan vaksin virus corona.

Kemenkes: Tetap Terapkan Protokol Kesehatan Waspadai COVID-19 Varian KP.1 dan KP.2

Dalam proses pembuatan vaksin, para ilmuwan dan ahli biasanya menggunakan berbagai bahan yang dapat membuat orang alergi. Sehingga, mereka mungkin mengalami reaksi anafilaktoid terhadap beberapa jenis vaksin.

Lalu, apa penyebabnya? Vaksin terdiri dari bahan yang berbeda, reaksi anafilaktik dan anafilaktoid dapat muncul karena respons imun yang terlalu reaktif dan salah arah terhadap suatu zat (antigen) yang dianggap oleh tubuh sebagai benda asing.

Oleh karena itu, reaksi anafilaktoid terjadi saat tubuh pertama kali bereaksi terhadap antigen untuk pertama kalinya.

Ada kemungkinan orang yang mengalami reaksi anafilaktoid terhadap vaksin COVID-19 dapat mengalami berbagai gejala, antara lain, pusing, kesulitan dalam bernapas, kebingungan dan kecemasan, detak jantung yang cepat, tiba-tiba tidak sadarkan diri dan kulit berkeringat.

Menurut regulator Inggris, orang yang biasanya mengalami reaksi alergi sebaiknya tidak menggunakan vaksin tersebut, karena dapat menyebabkan komplikasi lain. Layanan Kesehatan Nasional Inggris telah mengonfirmasi dua staf mereka mengalami reaksi anafilaktoid terhadap suntikan vaksin COVID-19.

Saat ini kasus COVID-19 masih tinggi. Patuhi selalu protokol kesehatan dan jangan lupa lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitanganpakaisabun

Ilustrasi paru-paru.

Kasus TB Melonjak Estimasi Hingga 1 Juta Lebih, Kemenkes Ungkap Alasannya

Kasus Tuberkulosis (TB) di Indonesia menempati urutan kedua terbanyak di dunia setelah India. Di tahun 2023 lalu, angka kasus TB di Indonesia tercatat sebanyak 969 ribu.

img_title
VIVA.co.id
6 Juni 2024