Geger Anggota TNI Cantik Ternyata Cowok, Apa Itu Kelainan Hipospadia?

VIVA Militer: Sersan Dua (Serda) Aprilia Manganang
Sumber :
  • tniad.mil.id

VIVA – Atlet voli putri sekaligus prajurit Korps Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad), Sersan Dua (Serda) TNI Aprilia Manganang, yang ternyata berjenis kelamin pria masih bikin geger.

Ada Pemain Timnas Indonesia, Ini 5 Atlet Berstatus Anggota TNI

Setelah diselidiki, ternyata Aprilia menderita kelainan Hipospadia, yaitu kondisi bawaan yang relatif jarang ditemukan. Lalu, apa sebenarnya kelainan Hipospadia itu?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Spanyol, Hipospadia merupakan cacat lahir yang terjadi pada anak laki-laki, di mana pembukaan uretra tidak terletak di ujung penis.

10 Bayi yang Lahir dengan Kondisi Tak Biasa

Pada anak laki-laki yang menderita kelainan ini, uretra terbentuk secara tidak normal selama minggu ke-8 sampai 14 kehamilan. Pembukaan abnormal terbentuk di mana saja dari tepat di bawah ujung penis hingga skrotum.

Anak laki-laki dengan Hipospadia terkadang memiliki penis yang melengkung. Mereka mungkin memiliki masalah dengan penyemprotan urine yang tidak normal dan harus duduk ketika buang air kecil. Bahkan, pada beberapa penderitanya, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum.

Aprilio Manganang Umumkan Kabar Bahagia

"Jika Hipospadia tidak ditangani dapat menyebabkan masalah di kemudian hari. Seperti sulit melakukan hubungan seksual atau sulit buang air kecil sambil berdiri," kata CDC.

Para peneliti memperkirakan, sekitar 1 dari 200 bayi lahir dengan Hipospadia di Amerika Serikat. Sehingga menjadikannya sebagai salah satu kondisi cacat lahir yang paling umum.

"Penyebab Hipospadia pada kebanyakan bayi tidak diketahui. Pada kebanyakan kasusnya, Hipospadia disebabkan karena kombinasi gen dan faktor lain, seperti hal-hal yang berkaitan dengan ibu dan lingkungannya, makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu, atau obat-obatan tertentu yang dikonsumsi selama kehamilan," lanjut dia.

Sejauh ini, CDC masih mencari tahu penyebab kelainan kondisi ini. Berdasarkan temuan mereka dalam beberapa tahun terakhir, peneliti CDC melaporkan ada beberapa faktor penting yang memengaruhi risiko melahirkan bayi dengan Hipospadia, antara lain:

Usia dan berat badan ibu

Ibu yang berusia 35 tahun atau lebih dan memiliki obesitas berisiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan Hipospadia.

Perawatan kesuburan

Wanita yang menggunakan teknologi reproduksi untuk membantu mempercepat kehamilan juga berisiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan kelainan Hipospadia.

Hormon tertentu

Wanita yang mengonsumsi obat hormon tertentu sebelum atau selama kehamilan terbukti memiliki risiko yang lebih tinggi melahirkan bayi dengan Hipospadia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya