Bolehkah Minum Alkohol Setelah Vaksin COVID-19?

Ilustrasi minuman beralkohol.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Vaksin COVID-19 telah diberikan di berbagai negara, termasuk Indonesia secara bertahap pada kelompok prioritas. Pertanyaan yang kerap muncul terkait pantangan makanan dan minuman seperti alkohol yang mungkin memberi respons berbeda terhadap kekebalan tubuh usai divaksin.

Taiwan Siap Berbagi Pengalaman Pelayanan Medis dengan Indonesia

Nyatanya, para pakar baru-baru ini memperingatkan bahwa orang harus menghindari minum alkohol beberapa hari sebelum dan sesudah menerima vaksin COVID-19.

“Anda perlu memiliki sistem kekebalan tubuh yang bekerja maksimal untuk memiliki respon yang baik terhadap vaksin, jadi jika Anda minum pada malam sebelumnya, atau segera setelah itu, itu tidak akan membantu,” Sheena Cruickshank, PhD, seorang ahli imunologi di University of Manchester, dikutip dari laman Metro.co.uk, dikutip Selasa, 16 Maret 2021.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Senada, pengembang vaksin, Alexander Gintsburg, PhD, juga menyarankan untuk menahan diri mengonsumsi alkohol tiga hari setelah setiap injeksi, panduan yang dia katakan berlaku untuk semua vaksin.

Sementara itu, para ahli di Amerika Serikat mengatakan bahwa bagi orang yang tidak minum alkohol secara berlebihan, saran ini mungkin tidak perlu.

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Tetapi Christopher Thompson, PhD, profesor di Departemen Biologi Universitas Loyola Maryland yang merupakan spesialis dalam imunologi dan mikrobiologi, memperingatkan bahwa penggunaan alkohol yang berlebihan harus dihindari sekitar waktu vaksinasi.

Dia mencatat bahwa meskipun belum ada data spesifik seputar alkohol dan vaksin COVID-19, sebagian besar data yang tersedia secara tegas melarang orang 'berpesta' minuman keras selama waktu vaksinasi.

"Idealnya, ini harus dihindari setidaknya seminggu sebelum dosis pertama dan satu bulan setelah dosis kedua," tegasnya.

Penggunaan alkohol berat juga dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan lainnya, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, kanker, dan penyakit hati.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya