Efek Samping Vaksin COVID-19 AstraZeneca Lebih Berdampak ke Wanita

Ilustrasi penyuntikan Vaksin COVID-19
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Vaksin COVID-19 AstraZeneca menjadi sorotan usai dikaitkan dengan dampak pembekuan atau penggumpalan darah. Meski ditepis oleh para penelitinya, namun diakui efek sampingnya terbukti lebih berdampak pada wanita dibanding pria.

Sebelumnya, Profesor Andrew Pollard, salah satu tim yang mengembangkan vaksin dengan AstraZeneca, mengatakan data yang 'sangat meyakinkan' dari jutaan orang yang berhasil divaksinasi menunjukkan tidak ada kaitan dengan pembekuan darah.

Tetapi ada beberapa efek samping yang diketahui dari kedua vaksin tersebut, termasuk kelelahan, pusing dan nyeri dan nyeri umum. Efek samping tersebut tampaknya lebih berpengaruh ke wanita dibanding pria.

Senada, Wakil ketua Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi, Profesor Anthony Harnden, mengatakan wanita lebih mungkin mengalami efek samping dari suntikan Oxford/AstraZeneca. Hal itu berdasarkan pantauan dari pihak peneliti.

"Mereka tampaknya lebih sering terjadi pada wanita dan wanita yang lebih muda," ungkapnya, dikutip dari laman Daily Star.

Efek sampingnya lebih banyak terasa setelah penyuntikan dosis pertama dibanding kedua. Namun, efek sampingnya terhitung ringan.

"Ya, ada. Vaksin Oxford/AstraZeneca (untuk dosis pertama) tampaknya memberikan cukup banyak efek samping ringan seperti lengan yang sangat sakit, demam, malaise, sakit kepala… dan terkadang menggigil yang dapat berlangsung hingga 48 jam setelahnya," jelasnya lagi.

Apabila efek samping itu terasa, baik pada wanita dan pria, Prof Harnden menyarankan untuk meminum parasetamol untuk meredakannya.

Beri Proteksi Calon Jemaah Haji, Kemenkes Sediakan Vaksin Wajib dan Sunah

“Pesannya adalah setelah Anda mendapatkan vaksin Oxford/AstraZeneca pertama, jika Anda mendapatkan beberapa efek samping yang tidak menyenangkan, minumlah parasetamol," bebernya.

Panduan Otoritas kesehatan Inggris juga menyarankan bahwa dalam beberapa kasus yang kurang umum, orang yang telah mendapatkan dosis pertama vaksin mungkin menderita kelenjar yang sedikit membengkak di ketiak atau leher, di sisi yang sama dengan lengan tempat mereka mendapat vaksin. Efek ini dapat berlangsung selama sekitar 10 hari, tetapi siapa pun yang mengalami masalah lebih lama dari itu harus menemui dokter mereka.

Kenali Manfaat dan Pentingnya Imunisasi Lengkap untuk Anak
Menteri Kesehatan RI  Budi Gunadi Sadikin

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

Penyakit arbovirosis atau infeksi yang disebabkan oleh sekelompok virus yang menyebar ke manusia melalui gigitan serangga, terus mengancam secara global. Termasuk DBD.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024