Penderita Diabetes Sudah Boleh Vaksin COVID-19, Persiapkan Ini

Ilustrasi tes diabetes.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kementerian Kesehatan Indonesia sudah memperbolehkan penderita diabetes untuk menerima vaksin COVID-19, sepanjang belum ada komplikasi akut. Sementara itu, bagi penderita yang memiliki diabetes terkontrol atau mengonsumsi obat secara teratur, masih bisa diberikan vaksin COVID-19. 

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Ketua Umum PB Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika Sp.PD - KEMD, pun mengatakan, di negara-negara maju sudah memprioritaskan penyandang diabetes untuk mendapatkan vaksin, tanpa memandang gula darahnya. 

Mengingat jika terkena COVID-19, pasien diabetes akan mengalami perberatan gejala dan berisiko mengalami kematian yang lebih tinggi. Namun, tetap dianjurkan gula darahnya terkontrol dengan baik. 

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

"Memang ilmunya belum tuntas, karena ini penyakit baru. Tetapi tetap dianjurkan agar gula darahnya tetap baik, dengan asumsi bahwa mungkin respons vaksinasi lebih baik dan tentu kemungkinan kena COVID-19 nya lebih kecil," ujarnya saat peluncuran Klik Diabetes dari Kalbe Farma dan Klik Dokter, yang digelar virtual belum lama ini. 

"Jadi tetap dianjurkan supaya gula darahnya tetap dijaga dengan baik. Tetapi, pada prinsipnya tanpa memandang gula darah seharusnya pasien-pasien COVID-19 diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin," tutur dia. 

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Namun, Prof. Ketut mengatakan, kenyataannya di lapangan berbeda. Orang-orang dengan diabetes yang memiliki gula darah tidak terkontrol, kadang-kadang tidak akan diberikan vaksin COVID-19. Apa alasannya? 

"Karena ilmunya berkembang terus soalnya. Jadi dulunya takut orang diabetes nanti ada apa-apa, kemudian yang dilibatkan dalam studi-studi, uji coba, dia sedikit kasusnya sehingga orang pada takut," ujar dia. 

Tetapi pada akhirnya, Ketut mengatakan, orang-orang berkesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara vaksin dengan diabetes. Sehingga, penyandang diabetes harus diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin. 

Nah, jika penerima vaksin penyandang diabetes lebih disarankan bagi mereka yang memiliki gula darah terkontrol, lalu berapa lama gula darahnya harus terkendali? 

"Ini belum ada informasi yang pasti. Tetapi paling tidak, kalau kita asumsikan mungkin bagi mereka-mereka dengan gula darah yang lebih baik dengan kondisi yang lebih baik, dia akan memberikan respons terhadap vaksin yang lebih baik," tutur Prof. Ketut Suastika.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya