Pfizer Mulai Tes Vaksin COVID-19 ke Anak di Bawah 12 Tahun

Ilustrasi penyuntikan Vaksin COVID-19
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Pfizer mengatakan akan mulai menguji vaksin COVID-19 pada kelompok yang lebih besar dari anak-anak di bawah usia 12 tahun. Hal ini dilakukan dengan lebih dulu memastikan dosis suntikan yang lebih rendah pada tahap awal uji coba.

Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung

Dikutip dari laman Aljazeera, studi ini telah mendaftarkan hingga 4.500 anak di lebih dari 90 lokasi klinis di Amerika Serikat, Finlandia, Polandia dan Spanyol, berdasarkan laporan perusahaan farmasi itu.

Vaksin yang dibuat oleh Pfizer dan mitranya di Jerman, BioNTech, telah disahkan untuk penggunaan darurat pada siapa pun yang berusia 12 tahun ke atas di AS, Kanada, dan Uni Eropa. Mereka menerima dosis yang sama seperti orang dewasa yakni 30 mikrogram.

Ustaz Khalid Basalamah: Orangtua Gak Wajib Kasih Nafkah ke Anak Laki-laki Jika Sudah Baliqh

Sementara itu, pendaftaran anak-anak berusia lima hingga 11 tahun untuk studi baru dimulai minggu ini. Berdasarkan keamanan, tolerabilitas dan respon imun yang dihasilkan oleh 144 anak dalam studi fase I dari suntikan dua dosis.

Pfizer mengatakan akan menguji dosis 10 mikrogram pada anak-anak antara lima dan 11 tahun, dan 3 mikrogram untuk kelompok usia enam bulan sampai lima tahun.

Jangan Ragu Masukkan Anak ke PAUD Bun, Ini 5 Manfaat Pentingnya

Seorang juru bicara Pfizer mengatakan perusahaan mengharapkan data dari anak berusia lima hingga 11 tahun pada bulan September dan kemungkinan akan meminta regulator untuk otorisasi penggunaan darurat akhir bulan itu.

"Data untuk anak usia dua sampai lima tahun bisa datang segera setelah itu," katanya.

Pfizer mengharapkan dapat segera memiliki data dari kelompok usia enam bulan hingga dua tahun sekitar bulan Oktober atau November mendatang. Diketahui, hampir tujuh juta remaja telah menerima setidaknya satu dosis vaksin di AS, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Efek samping
Menyuntikkan anak-anak dan remaja dianggap sebagai langkah penting untuk mencapai “kekebalan kelompok” dan memadamkan pandemi COVID-19.

Namun, para ilmuwan di AS dan di tempat lain sedang mempelajari kemungkinan hubungan antara peradangan jantung dan vaksin mRNA, terutama pada gender pria muda. Baik vaksin Pfizer dan Moderna Inc adalah suntikan mRNA.

Kementerian Kesehatan Israel mengatakan pekan lalu telah menemukan sejumlah kecil kasus miokarditis yang diamati, terutama pada pria muda yang menerima vaksin Pfizer di sana mungkin terkait dengan vaksinasi mereka.

Kasus-kasus tersebut umumnya ringan dan tidak berlangsung lama.

Pfizer telah mengatakan bahwa pihaknya mengetahui pengamatan Israel terhadap miokarditis dan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat dengan vaksinnya yang telah ditetapkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya