Positif COVID-19, Pasien Tak Boleh Tentukan Sendiri untuk Isoman

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Angka kasus positif COVID-19 di Indonesia menunjukkan jumlah tertinggi sejak beberapa pekan lalu. Bahkan, Indonesia disebut menjadi episentrum COVID-19 di Asia.

Meski angka kesembuhan juga terbilang tinggi, namun angka kematian akibat COVID-19 lebih tinggi. Sejak awal Juni, angka ini terus mengalami peningkatan.

Rumah sakit-rumah sakit kembali kewalahan menerima gelombang pasien yang terus datang. Sementara, tak sedikit pasien dinyatakan positif COVID-19, khususnya yang bergejala ringan, memilih untuk menjalani isolasi mandiri atau isoman.

Meski bisa menjalani isolasi mandiri dengan pantauan dokter, tapi menurut Dewan Penasihat Tim Mitigasi Dokter IDI, Prof. Dr. dr. Menaldi Rasmin, SpP, isolasi mandiri hendaknya berdasarkan penilaian dokter.

“Jadi jangan ada masyarakat yang memilih sendiri untuk isolasi mandiri. Tapi isolasi mandiri harus atas penilaian dokter,” kata dr Menaldi Rasmin dalam konferensi pers virtual, Minggu, 18 Juli 2021.

Menurut dr Menaldi Rasmin, apabila menjalani isoman berdasarkan penilaian dokter, maka dokter tidak akan berlebih dalam bekerja. Karena akhirnya, kesehatan dokter juga perlu diperhatikan, agar dokter tidak jatuh sakit.

“Dengan demikian dokter tidak akan berlebih kerjanya untuk sesuatu yang tidak terukur. Kenapa? Karena kalau isolasi mandiri atas pilihan pribadi, nah tiba-tiba datanglah malam-malam dalam keadaan yang berat. Padahal dokter yang jaga malam itu terbatas jumlahnya,” kata dr Menaldi Rasmin.

“Lalu dia bertumpahan ke dalam ruangan di sana segala macam, dokternya bekerja sepanjang hari dengan baju yang terkurung, tidak minum tidak makan, bahkan tidak bisa ke belakang karena bajunya seperti itu tidak bisa dilepas. Apa yang terjadi? Dokternya sakit. Ada yang meninggal dunia,” katanya menambahkan.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Setelah pasien disarankan untuk menjalani isoman, maka dokter akan memberi obat. Pasien tersebut juga akan dikontrol.

“Kita kurangi itu, caranya bagaimana? Kita sisir bahwa yang melakukan isolasi mandiri adalah dengan penilaian dokter sehingga dokter yang didatangi pada poli pagi, dokter yang menentukan di poli pagi ‘Bapak, bapak indikasi rawat tapi rawatnya isolasi mandiri di rumah. Ini obatnya sekian hari nanti dikontrol kembali,” kata dr Menaldi Rasmin.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024