Swab Antigen Mandiri di Rumah Cenderung Berisiko, Begini Penjelasannya

Ilustrasi swab antigen
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Beberapa waktu belakangan ini, melakukan swab tes antigen mandiri di rumah ramai dilakukan di masyarakat. Salah satu alasannya lantaran cepat untuk mengetahui kondisi keadaannya dan praktis tanpa harus ke rumah sakit dan menghindari risiko paparan lantaran bertemu orang saat melakukan swab tes antigen.

Namun perlu diperhatikan bahwa melakukan swab antigen mandiri di rumah bisa kurang efektif. Hal ini lantaran orang yang mengambil sampel belum terlatih. Alhasil pengambilan sampel yang tidak tepat.

"Karena yang mengambil ini orang awam yang belum terlatih. Kemungkinan besar mereka mengambil sampel tempat yang tidak tepat dan tidak mengusap dengan benar, sehingga yang terambil lendir sehingga mengambil tidak benar dan tidak seutuhnya itu penyebab kesalahan secara pra analitik. kalau sampel tidak benar gimana mau benarkan hasil uji yang benar juga," kata Spesialis Patologi Klinik, dr. Marina Ludong, Sp.PK dalam program Hidup Sehat tvOne, Rabu 4 Agustus 2021.

Bukan hanya itu saja, risiko untuk cedera juga bisa terjadi, lantaran kita salah mengambil sampel. Lantas apa saja risiko cedera yang bisa terjadi? Dijelaskan oleh Marina, kapas pada alat swab tertinggal di dalam hidung.

"Kita tau bagian lembut ada rongga-rongganya kebayang kalau kita  tusuk tidak benar bisa membuat cedera, malahan mungkin bisa tertinggal kapasnya dan malahan kalau bentuk anatomi kita tidak benar dan hati-hati bisa patah alatnya butuh tindakan emergency," kata dia.

Tidak hanya itu saja, risiko terjadinya perdarahan juga bisa terjadi ketika masyarakat awam melakukan swab antigen mandiri di rumah.

"Kemudian risiko perdarahan, kita tau kalau orang itu cenderung mimisan banyak pembuluh darah di fleksus di nasofaring kalau tersentuh fleksus yang rapuh bisa perdarahan. Kalau yang punya risiko mimisan itu terkonfirmasi kalau yang mau tolong bisa punya faktor risiko terpapar," kata dia.

Tidak hanya itu, risiko penularan di rumah juga terjadi jika saat pengambilan sampel itu, pasien ternyata terpapar COVID-19.

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Kondisi Debitur Terdampak COVID-19 Kembali Normal

"Belum lagi lokasi kita melakukan swab di rumah apakah di ruang tamu, itu membentuk aerosol itu bisa menginfeksi semua ruangan kalau orang itu terinfeksi COVID-19," kata Marina.

Marina menambahkan, proses penularan juga bisa semakin meluas jika limbah dari alat tes swab itu dibuang secara sembarangan.

Program Restrukturisasi Kredit Terdampak COVID-19 Berakhir, OJK Ungkap Alasan Tak Diperpanjang

"Paling membahayakan limbah buang dimana, kalau buang di tempat sampah, kan kita kebayang bisa tertular kemana-mana," kata Marina.

Sekolah rusak akibat gempa magnitudo 6,2 yang mengguncang Sulawesi Barat

Sekolah Rentan Bencana Capai 57 Persen, Kemendikbud: Waspada!

Di Indonesia, terdapat lebih dari 500 ribu sekolah dengan jumlah peserta didik mencapai lebih dari 60 juta, serta lebih dari 5 juta pendidik dari 2,5 juta ruang kelas.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024