Seksolog: Pria Jadi Korban Pelecehan Seksual Dampaknya Lebih Berat

Ilustrasi pelecehan seksual pada pria/kekerasan.
Sumber :
  • Pexels/RODNAE Productions

VIVA – Kekerasan seksual yang terjadi di kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) diketahui korbannya adalah laki-laki. Meski banyak orang beranggapan bahwa pria adalah sosok yang kuat, ternyata kaum Adam menanggung dampak yang lebih berat dari wanita lho. 

Mayat Dalam Toren Pondok Aren Dicurigai adalah Pria yang Kabur dari Penggerebekan Kasus Narkoba

Hal itu turut diungkapkan oleh Seksolog, dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM). Menurut Haekal, hal itu dikarenakan adanya stigma masyarakat yang menganut paham patriarki. 

"Saya memandang laki-laki yang menjadi korban itu dampaknya akan lebih berat. Kenapa? Karena adanya stigma di masyarakat yang menganut paham patriarki. Masyarakat akan menuduh korban sebagai sosok laki-laki yang lemah, banci, itu makin mendalam dampak psikisnya," ujarnya kepada VIVA, Kamis 2 September 2021. 

Polisi Ungkap Identitas Mayat dalam Toren Air di Pondok Aren

Haekal menambahkan, bukannya mendapatkan pertolongan, korban pria malah kerapkali dipojokkan. 

"Malah orang akan menganggap 'kenapa gak ngelawan sih?' Gak bisa seperti itu, semua orang itu punya mekanisme defensif masing-masing. Kita gak bisa menyamaratakan mekanisme defensif tiap orang," kata dia. 

Pesan Ustaz Khalid Basalamah ke Pria: Jangan Rendahkan Diri di Hadapan Wanita, Masih Banyak Gantinya

Terkait motif pelaku yang juga sesama pria, menurut Haekal, seseorang yang melakukan tindakan merendahkan atau melecehkan orang lain, berarti pelaku tersebut ada masalah dengan kepercayaan diri dan kehidupannya. 

"Bisa saja para pelaku itu tidak merasa puas dengan kehidupan pribadinya. Atau pelaku ternyata selama ini di keluarga merupakan pihak yang direndahkan oleh istrinya dan oleh siapa pun itu. Sehingga dia melampiaskan superioritasnya kepada orang yang lebih lemah menurut dia," tutur dia. 

Sementara bagi korban yang mengalami pelecehan atau kekerasan seksual, Haekal mengatakan, mereka betul-betul harus didampingi oleh psikolog klinis dan juga dokter untuk membantu mengatasi penyakit fisik yang ditimbulkan dari stres yang dialami. 

"Dan betul-betul dilindungi jangan sampai terungkap identitasnya. Kalau memang sudah terungkap di kantor, oke cukup di kantor, gak perlu keluar dari kantor KPI," kata dia. 

"Justru si pelaku ini yang harus mendapatkan hukuman berat, tidak hanya cukup dengan hukuman fisik tapi dengan hukuman sosial. Harus diungkap identitasnya. Dan saya setuju dengan surat yang ditulis oleh korban, betul-betul detail, dia tulis nama-nama pelakunya, saya setuju banget itu," kata dr. Haekal Anshari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya