Ini Alasan Vaksinasi Flu Tak Boleh Diberi kepada Pengidap Alergi Telur

Ilustrasi vaksin wabah flu.
Sumber :
  • Instagram/@integrityurgentcarecleburne

VIVA – Dunia telah mengalami setidaknya lima kali pandemi influenza dengan dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan manusia. Dalam dekade terakhir ini, para ilmuwan memperkirakan bahwa pandemi berikutnya dapat disebabkan oleh virus influenza. 

5 Common Cat Diseases, Everything You Need to Know

Di saat yang sama, kita pun masih berhadapan dengan pandemi COVID-19. Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI), Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, menjelaskan bahwa di musim influenza mendatang, kita menghadapi kompleksitas dan tantangan kemungkinan koinfeksi penyakit flu dan infeksi virus COVID-19. 

"Oleh karena itu, di kesempatan ini, PERALMUNI kembali mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi influenza agar kita bisa saling melindungi sekaligus mengendalikan pandemi COVID-19 secara efisien dan mencegah influenza musiman," ujar Iris dalam acara virtual World Influenza Day bersama Sanofi Pasteur, beberapa waktu lalu.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Pencegahan adalah langkah yang lebih baik daripada mengobati dan vaksin merupakan pencegahan primer, terutama di masa pandemi seperti saat ini.

Vaksin Influenza untuk atlet Asian Games 2018

Photo :
  • VIVA/ Adinda Permatasari
61 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Surabaya, Kenali Gejala-gejalanya

Vaksinasi influenza tidak hanya dapat melindungi kita dari bahaya penyakit flu, namun juga melindungi orang-orang tersayang dan kerabat yang rentan terhadap penyakit flu. 

"Vaksin flu memiliki efektivitas yang tinggi, di mana vaksin flu dapat meningkatkan kemungkinan pulih apabila kelompok berisiko tinggi tertular penyakit flu. Bagi kelompok berisiko tinggi, vaksinasi dapat dilakukan ketika pasien dalam kondisi yang stabil," tutur Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Prof. DR. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, dalam kesempatan yang sama.

Lebih dalam, Prof Samsu menyebut bahwa jika penyakit komorbid sedang kambuh, vaksinasi sebaiknya dilakukan ketika kondisi pasien sudah pulih. Selebihnya, tidak ada syarat khusus bagi kelompok berisiko tinggi untuk melakukan vaksinasi influenza, kecuali jika mereka memiliki alergi terhadap bahan-bahan vaksin tersebut.

"Pada alergi, vaksin influenza ditanya dulu alergi karena apa. Kalau karena debu dan bulu binatang, aman. Alergi pada telur mesti diwaspadai karena antigen dari vaksin influenza dibiakan dalam telur. Kalau alerginya masih ringan, masih bisa diberikan dengan pengawasan, efeknya tempat penyuntikan bengkak dan nyeri. Tapi yang (efeknya) sifatnya sistemik masih jarang," terangnya.

Senada, Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF), Prof. DR. dr. Cissy B Kartasasmita, SpA(K)., mengatakan bahwa sangat penting untuk mengambil langkah pencegahan agar anak tidak terserang penyakit flu, khususnya di masa pandemi ini, yang memungkinkan terjadinya koinfeksi antara penyakit flu dan COVID-19.

Langkah pencegahan salah satunya dapat dilakukan melalui vaksinasi jika anak sudah berusia di atas enam bulan.

Mengenai aturan vaksin, anak berusia di bawah sembilan tahun yang belum pernah diberikan vaksin flu perlu diberikan dosis vaksin flu sebanyak dua kali, dengan jeda waktu antara pemberian vaksin pertama dan kedua berjarak satu bulan.

Sedangkan untuk anak di atas usia sembilan tahun, pemberian vaksin flu harus dilakukan secara rutin setiap satu tahun sekali.

"Alergi lain nggak apa-apa tapi alergi telur di kita belum ada yang dibiakan di sel dan itu yang menyebabkan belum boleh untuk yang alergi telur. BPOM menyatakan belum boleh diberikan pada alergi telur, tapi ini betul-betul alergi telur sesuai pemeriksaan," tegas dokter Cissy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya