Kasus Omicron di DKI Jakarta, Kemenkes Percepat Vaksin Booster

COVID-19 varian Omicron
Sumber :
  • The Straits Times

VIVA – Vaksin COVID-19 penguat alias booster akan diberikan lebih cepat seiring dengan penemuan satu kasus transmisi lokal varian Omicron. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 untuk Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmidzi menuturkan bahwa terdapat tambahan satu kasus COVID-19 varian Omicron. 

Jemaah Haji Kategori Risiko Tinggi dari Kloter 3 Embarkasi Palembang Capai 91,7 Persen

Ada pun penemuan ini berbeda dengan kasus lainnya di mana telah terjadi transmisi lokal varian Omicron di Indonesia. Sehingga total kasus varian Omicron kini sebanyak 47 pasien di Indonesia.

"Adanya satu kasus COVID-19 Omicron transmisi lokal di Indonesia," ujar Nadia dalam Konferensi Pers Perkembangan COVID-19 di Indonesia, Selasa 28 Desember 2021.

Taiwan Siap Berbagi Pengalaman Pelayanan Medis dengan Indonesia

Untuk itu, pemerintah berencana mempercepat vaksinasi booster, khususnya pada kelompok rentan yakni lanjut usia (lansia). Diakui Nadia, vaksinasi dosis pertama pada lansia sudah sebanyak 13,7 juta. Ia mengimbau agar lansia bisa segera melengkapi vaksinasi dua dosis sehingga bisa mendapatkan booster untuk perlindungan maksimal.

"Dengan ada Omicron maka vaksinasi booster dilakukan percepatan apalagi sudah ada transmisi lokal. Maka kita lihat perkembangan permasalahan Omicron ini, artinya akan jadi salah satu faktor untuk pertimbangkan percepatan vaksinasi booster terutama ditujukan pada kelompok rentan. Negara-negara lain menyediakan seperti Inggris melakukan booster pada seluruh sasaran karena sudah terjadi peningkatan kasus Omicron. Untuk kita (rencana vaksin booster) masih dimatangkan," tutur Nadia.

Diisukan Tewas Diterkam Harimau, Ternyata Wanita Lansia di Madina Dibunuh Kekasihnya

Namun, Nadia menegaskan bahwa pemberian vaksin booster ini harus diimbangi dengan pemenuhan vaksinasi lengkap pada seluruh lapisan masyarakat. Nadia mewanti-wanti agar stok vaksin untuk umum tak terkendala dengan adanya vaksinasi booster nanti.

"Tujuan kita, jangan sampai nanti kekebalan kelompok itu kemudian nggak dapat karena vaksinnya dipakai untuk booster. Semua orang dapat vaksin dulu baru bisa dilakukan untuk hadapi Omicron. Kita tahu pada Omicron, orang yang sudah dapat vaksinasi dua kali cenderung tidak bergejala dan tidak perlu rawat inap dan angka kematian rendah, jadi penting untuk semua dapat vaksinasi," ujar Nadia.

Kronologi kasus transmisi lokal

Diketahui pasien bersama istri tinggal di Medan, kemudian ke Jakarta setiap satu bulan sekali. Pada tanggal 6 Desember 2021 mereka tiba di Jakarta dan tanggal 17 Desember 2021 sempat mengunjungi Mall Astha District 8 SCBD.

Selanjutnya pada 19 Desember 2021 mereka melakukan pemeriksaan antigen di Rumah Sakit Grand Family, Jakarta untuk kembali ke Medan. Pemeriksaan tersebut menunjukkan hasil positif COVID-19 pada pasien, sementara hasil pemeriksaan antigen istrinya negatif.

Kemudian dilakukan PCR pada tanggal 20 Desember 2021. Setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium GSI (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium) didapatkan konfirmasi Omicron pada 26 Desember 2021.

Sebagai tindak lanjut, pasien diisolasi di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso (RSPI). dr. Nadia menyebut ini adalah kasus pertama transmisi lokal, sehingga diperlukan pengawasan ketat oleh tenaga medis dan fasilitas lengkap untuk meminimalisasi kemungkinan penularan yang terjadi. Kondisi klinis pasien hingga saat ini tidak bergejala.

“Pengendalian infeksi di rumah sakit itu akan lebih baik dan akan lebih ketat pengawasannya. Oleh karena itu kita membawa yang bersangkutan ini ke rumah sakit RSPI,” ujar dr. Nadia.

Tracing masih dalam proses sampai saat ini, mengingat yang bersangkutan banyak melakukan aktivitas. Artinya, lanjut dr. Nadia, kita harus melihat 14 hari sebelum pasien dinyatakan positif yaitu 14 hari sebelum tanggal 19 Desember 2021. Tracing dilakukan untuk menemukan siapa saja kontak erat dengan pasien di antara nya di restoran di wilayah SCBD, apartemen tempat pasien tinggal, dan aktivitas lainnya selama pasien di Jakarta.

Pemerintah selalu melakukan pemantauan terhadap peningkatan risiko penularan COVID-19 baik di level provinsi maupun di level kabupaten. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus bekerja sama dengan semua pihak untuk terus memantau terutama jika muncul adanya potensi-potensi cluster. Hal ini dapat mempercepat investigasi dan penilaian apakah ada keterkaitan dengan varian baru Omicron atau tidak. 

“Dengan ditemukannya kasus transmisi lokal ini pemerintah kembali mengingatkan dan meminta masyarakat untuk mengurangi mobilitas terutama dalam masa libur Natal dan tahun baru ini. Hindari kerumunan dan juga selalu memakai masker. Mari kita ajak saudara-saudara kita yang belum divaksin untuk segera divaksin,” kata dr. Nadia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya