- Freepik
VIVA – Saat seseorang terinfeksi COVID-19 dimulai dari gejala ringan, beberapa obat akan diresepkan untuk membantu pemulihan. Salah satu di antaranya adalah pemberian suplemen vitamin.
Namun, tak sedikit yang merasa bingung, apakah usai dinyatakan negatif dari COVID-19, pasien tersebut harus tetap mengonsumsi suplemen vitamin atau menghentikannya?
Dokter spesialis paru, Dr. dr. Fathiyah Isbaniah SpP(K), menjelaskan, vitamin termasuk ke dalam mikronutrien yang dibutuhkan tubuh. Apa artinya?
"Mikronutrien itu selalu akan dibutuhkan oleh tubuh kita sebagian co factor untuk enzim, sebagai sistem pertahanan untuk pembuatan antibodi kita, singkat kata untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita," ujarnya saat sesi diskusi yang digelar online di YouTube AMSI, dikutip VIVA, Selasa 22 Februari 2022.
Dokter Fathiyah menyimpulkan, kita memerlukan vitamin bahkan seumur hidup untuk mendukung fungsi tubuh. Namun menurutnya, ada hal yang perlu diingat terkait konsumsi suplemen vitamin ini.
Ilustrasi COVID-19/virus corona.
- Pixabay/mattthewafflecat
"Tapi ingat, vitamin-vitamin tersebut bersifat suplemen. Kalau misalnya setiap hari makan ikan, tahu tempe, sayuran hijau atau orange, buah-buahan segar, itu sepertinya tidak perlu makan vitamin lagi. Cukup dari makanan-makanan dan buah-buahan yang kita konsumsi tiap hari," tutur dia.
Sebab menurut Fathiyah, jika berlebihan dalam mengonsumsi vitamin pun tidak akan berguna karena akan dikeluarkan lagi oleh tubuh.
"Karena kalau misalnya kita kebanyakan vitamin C, makan tiap hari buah jeruk sehari dua, terus makan vitamin C lagi 1000 (suplemen). Nah, itu percuma. Karena vitamin C akan diekskresi atau dibuang melalui urine. Jadinya tidak dipakai juga, jadinya mubazir," kata dr. Fathiyah Isbaniah.
