9 Faktor Kehamilan Risiko Tinggi, Beserta Penanganannya

Ilustrasi hamil/ibu hamil.
Sumber :
  • Freepik/user18526052

VIVA – Kehamilan risiko tinggi adalah kondisi yang menimbulkan masalah kesehatan pada kehamilan, kelahiran, atau setelah melahirkan. Risiko ini tidak hanya dapat berdampak pada ibu, tetapi juga janin di dalam kandungan. Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi kehamilan risiko rendah atau berisiko tinggi, antara lain:

Ada Banyak Cerita! Dude Harlino dan Alyssa Soebandono Ungkap Proses Kelahiran Anak Perempuan Pertama
  1. Tinggi badan Ibu kurang dari 140 cm
  2. Hamil pada usia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 16 tahun
  3. Berat badan kurang dari 45 kg atau kelebihan berat badan
  4. Riwayat merokok dan konsumsi alkohol berlebih
  5. Semakin tinggi usia kehamilan, risiko kelainan genetik pada si Kecil akan meningkat, serta risiko kesulitan saat melahirkan juga akan meningkat.
  6. Berkaitan dengan kehamilan di usia muda, kemungkinan seorang ibu untuk memperoleh bantuan tenaga kesehatan lebih rendah dan berkaitan dengan belum matangnya sistem reproduksi, sehingga kehamilan menjadi berisiko.
  7. Tinggi badan yang kurang dikaitkan dengan berat badan lahir rendah dan kemungkinan gangguan saat persalinan.
  8. Berat badan Ibu yang kurang akan berkaitan dengan bayi lahir rendah serta peningkatan risiko si Kecil mengalami gagal nafas dan komplikasi.
  9. Berat badan berlebih berkaitan dengan risiko menderita preeklampsia, diabetes selama masa kehamilan, berat badan bayi berlebih sehingga memungkinkan kesulitan persalinan.

Menurut Dr.Med. dr. Damar Prasmusinto. Sp.OG (K) FM semua kehamilan yang dialami ibu hamil adalah kehamilan risiko tinggi. Hanya saja secara kasat mata tentu sulit dideteksi.

Ria Ricis Bahas Soal Tidur Bertiga Anak, Netizen: Nifas Masa Iya Mau Pacaran Mulu

“Kelihatannya ibu hamil itu normal tapi ternyata ada risiko yang berbeda-beda. Apalagi Indonesia status kesehatannya masih kurang bagus jadi banyak sekali yang kelihatan normal tapi bermasalah. Kita dapat melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan alat USG yang canggih, dan cek laboratorium serta pemeriksaan kromosom bisa dilakukan di sini,” kata Dr.Med. dr. Damar Prasmusinto. Sp.OG (K) FM saat Soft Opening New Building & Hospital Tour Brawijaya Hospital Antasari.

Ketika bayi sudah lahir, maka langsung ditangani oleh dokter spesialis anak. Pemeriksaan fisik dilakukan secara teliti melihat bagaimana fisik bayi.

Selamat! Mpok Alpa Umumkan Hamil di Usia 37 Tahun

“Kalau ada kehamilan risiko tinggi, kami sebagai dokter anak langsung membentuk tim dengan dokter obgyn. Kita harus menjaga bagaimana kelahiran dengan baik, ketika bayi sudah lahir sudah ada tim yang memeriksakan bagaimana keadaan fisiknya,” ujar dr. Attila Dewanti, Sp.A (K).

Dokter Attila menjelaskan adapun yang harus diperhatikan seperti keadaan matanya dan juga telinga bisa mendengar atau tidak. Tak lupa perhatian terhadap imunisasi juga harus diperhatikan.

“Kalau kehamilan risiko tinggi kita perhatikan juga pada si bayi untuk usg kepala karena dikhawatirkan ada sesuatu. Dokter anak mengawal pertumbuhan anak dengan imunisasi, lalu ada dokter endoktrin yang bisa kita tanyakan kok anakku pendek ya, oh ternyata potensi tinggi tidak sama dengan orang tuanya. Kalau dia pucat oh berarti anemia nah sudah ada dokter hematologi, kalau kejang bisa ke saya sebagai konsultan neurologi,” kata dr. Attila menjelaskan.

Dokter yang mengenakan hijab dan kacamata itu menuturkan bahwa ahli medis berharap bayi yang dilahirkan merupakan anak yang cerdas dan pintar. Itulah mengapa spesialis tumbuh kembang sangat dibutuhkan dalam masa-masa perkembangan si buah hati sejak lahir ke dunia.

“Kalau 3 bulan belum bisa angkat kepala nah udah ada tanda-tanda, kita langsung hubungi tumbuh kembang langsung distimulasi,” ungkap dr. Attila.

Itulah mengapa saat ini program comprehensive women and children care center sangat dibutuhkan. Program ini didukung dengan fasilitas peralatan medis yang mutakhir dan pelayanan customer oriented base and patient satisfaction. Apalagi saat ini setiap persalinan tidak hanya sekedar mengharapkan bayi yang lahir sehat dan bisa menangis, namun juga mempersiapkan generasi yang berkualitas.

“Paradigma itu sudah berubah karena kita harus mempersiapkan generasi yang akan datang artinya bahwa bayi yang dilahirkan harus punya IQ yg tinggi, berisiko rendah terhadap sakit kardiovaskuler, stroke, dan diabetes pada saat dewasa,” ungkap dr. Damar.

Dokter Damar menjelaskan mengenai fetal programming (pemrograman janin) yang merupakan suatu proses dimana stimulasi atau tindakan dilakukan selama masa kehamilan untuk mendapatkan kualitas anak yang baik saat lahir. Faktor utama dalam fetal programming adalah memastikan nutrisi ibu hamil terpenuhi sejak trimester pertama hingga trimester ketiga.

“Itu semua bisa diprogram sejak si ibu hamil. Adalah fetal programming, mempersiapkan bayi agar lahir sehat. Tentu banyak pemeriksaan dan melihat status nutrisi si ibu dan kita disini ada ahli gizinya dan bisa menilai dari gen, makanan apa yang cocok untuk si ibunya. Bagaimana dicegah supaya si bayi tidak berisiko penyakit diabetes atau kardiovaskuler,” tutur dokter kandungan konsultan fetomaternal tersebut.

Dr.Med. dr. Damar Prasmusinto. Sp.OG (K) FM menegaskan bahwa dia dan tim selalu fokus untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas. Apalagi telah telah didukung dengan sumber daya manusia yang handal di bidangnya serta fasilitas peralatan medis yang canggih.

“Masalah kehamilan risiko tinggi, di Jakarta itu ahlinya hanya ada 20 orang dan seperlimanya ada di sini. Kita hanya bisa disaingi rumah sakit pemerintah pendidikan, kalau yang swasta paling lengkap di sini,” ujar Dr.Med. dr. Damar Prasmusinto. Sp.OG (K) FM menjelaskan.

Apa yang harus dilakukan ketika Moms memiliki kehamilan risiko tinggi?

1. Periksakan diri secara rutin, terutama di masa-masa awal kehamilan

Minggu-minggu pertama adalah masa penting pertumbuhan awal bayi. Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilan mereka untuk mendeteksi dan menangani kemungkinan kelainan pada bayi. Dengan pemeriksaan rutin, dokter juga dapat memberikan penanganan dini jika Anda berisiko atau terdeteksi mengalami diabetes gestasional dan preeklampsia.

2. Konsumsi vitamin hamil

Mengonsumsi vitamin asam folat setidaknya 400 mikrogram per hari sebelum dan selama 3 bulan pertama kehamilan dapat membantu mencegah cacat tubuh pada bayi, terutama saraf tulang belakang dan otak. Beberapa vitamin pra-kehamilan mengandung 800-1000 mikrogram asam folat yang masih tergolong aman. Namun sebaiknya hindari mengonsumsi lebih dari 1000 mikrogram asam folat

3. Jaga berat badan agar tetap normal

Kehamilan identik dengan pertambahan berat badan. Tapi usakahan jangan sampai melebihi 11-15 kilogram. Terlalu sedikit berat badan yang bertambah juga termasuk ke dalam kategori kehamilan risiko tinggi karena risiko kelahiran prematurnya tinggi. Sebaliknya, berat badan yang berlebihan selama hamil membuat ibu berisiko mengalami diabetes gestasional dan tekanan darah tinggi.

4. Menghentikan kebiasaan yang membahayakan janin

Merokok, mengonsumsi minuman keras, serta terlalu banyak mengonsumsi minuman berkafein dapat meningkatkan risiko kelainan mental dan fisik pada bayi dalam kandungan. Dengan menghindari ketiganya, Anda dapat memperkecil risiko praeklamsia dan risiko melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah. Kondisi-kondisi ini umum dialami oleh wanita yang melahirkan di atas usia 35 tahun.

5. Deteksi kelainan kromosom pada bayi

Pelajari dan jika perlu ambil tes-tes untuk mendeteksi kemungkinan kelainan kromosom pada bayi dalam kandungan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya