Zaidul Akbar: Banyak Makan, Penyebab Lemahnya Iman

Hamburger, obesitas, kegemukan, kekenyangan
Sumber :
  • pixabay/ jeonomias

VIVA – Dokter, Penggagas Jurus Sehat Rasulullah yang juga pendakwah Islam, Zaidul Akbar mengungkapkan tentang penyebab lemahnya iman seseorang. Lewat akun Instagram miliknya, ia mengutip Ibnu Qoyyim Rahimahumullah tentang salah satu dari lima penyebab lemahnya iman. 

Terpopuler: Ini yang Terjadi Jika Wanita Konsumsi Viagra, Waktu Tidur Bisa Pengaruhi Kondisi Mental

"Salah satu dari 5 penyebab lemahnya iman yang di sampaikan oleh Ibnu Qoyyim Rahimahullah adalah banyak makan
Artinya, terlalu banyak makan pasti menyebabkann iman melemah," tulisnya, 

Dari kutipan yang ia ambil ini, katanya, manusia bisa mengambil pemahaman bahwa salah satu Kasih Sayang Allah saat Ramadhan adalah dengan menaikan iman kita di bulan ini, dengan cara diperintahkan berpuasa atau mengurangi makan atau waktu untuk makan.

Terpopuler: 5 Hal Bikin Wanita Mudah Horny hingga Kisah Pendeta Brian Jadi Minoritas di Indonesia

"Dengan di wajibkannya orang beriman tidak makan ini maka sejatinya yang diinginkan dari puasa adalah memperbanyak “makanan” untuk iman dan keyakinan berupa amal sholeh," tulis Zaidul.

Lalu apa artinya? Zaidul Akbar menjelaskan, jika Ramadhan yang seperti ini saja seseorang tidak menjaga makanannya, tidak mengendalikan nafsunya dalam hal makanan sebagaimana di surat Al Baqarah di postingan sebelumnya bahwa Allah lebih suka kita berpuasa jika kita mengetahui hakikat puasa karena dengan berpuasa, kita belajar disiplin, belajar bertanggung jawab, belajar taat, belajar mengendalikan yang tak penting, belajar dermawan dan begitu banyak pelajaran dari berpuasa tadi yang pelajaran-pelajaran tersebut sebagian besar hanya bisa dilakukan saat berpuasa atau mengosongkan perut.

Gampang Kenyang Padahal Baru Makan Sedikit Ternyata Bukan Kondisi Normal, Ini Sebabnya

dr Zaidul Akbar

Photo :
  • Instagram

"Dan yang lebih utama adalah berpuasa memberi ruang dialog antara jiwa kita dan Sang Khalik, Ruang dialog yang sengaja Allah berikan agar jiwa tersebut bisa 'mengobrol' lebih banyak, lebih intensif dengan pemiliknya yang dilakukan dalam kondisi berpuasa."

Puasa itu, kata Zaidul merupakan Bulan Kasih sayang-Nya Allah, puasa itu bulan pembersihan Hati dan Raga dari Allah. 
"Maka patuhilah aturannya agar Puasa di Ramadhan tahun ini bisa lebih bermakna dan menjadi puasa terbaik karena bisa memaknai definisi Ramadhan dengan lebih baik, karena Ramadhan adalah bulan iman bukan bulan makanan minuman yang dengan mengurangi makanan minuman dan memperbanyak ibadah maka iman akan meningkat," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya