Kenali 3 Gangguan Mental Ini dalam Hubungan Kamu

Ilustrasi pasangan bertengkar.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Gangguan mental sangat mempengaruhi keadaan seseorang dan tidak boleh dianggap remeh. Munculnya gangguan mental bisa dari mana saja entah dari lingkungan keluarga, kerja, pertemanan, dan dalam sebuah hubungan pasangan

So Sweet! Ranty Maria Dilamar Rayn Wijaya Tepat di Momen Ulang Tahun

Ya, sebuah hubungan bahkan dapat menimbulkan adanya gangguan mental. Tanpa disadari terkadang muncul segelintir pertanyaan perasaan tidak aman mengenai hubungan antara lain ‘haruskah menjalin sebuah hubungan?’ ‘Apakah pasangan menyerah dengan keadaan kita?’ ‘Kapan atau bagaimana cara kita menyampaikan sebuah masalah kepada pasangan?’

Padahal sudah seharusnya sebuah hubungan berjalan dengan sehat. Hal ini merupakan tujuan dasar sebuah hubungan yaitu saling memberi dukungan baik secara emosional maupun sosial dan berkomitmen dalam jangka panjang. Adanya sebuah hubungan tidak sehat akan memicu atau memperburuk keadaan mental seseorang.

Hubungannya Diduga Retak karena Orang Ketiga, Begini Kata Syifa Hadju Soal Perselingkuhan

Baik kamu yang baru saja memulai atau sudah lama menjalin hubungan dengan pasangan, patut diperhatikan beberapa gangguan mental yang bisa mempengaruhi hubungan. 

Dilansir dari San Diego Mental Health Treatment Center, setidaknya ada tiga gangguan mental yang dapat muncul dalam hubungan kamu. Berikut daftarnya.

Viral Bule Kanada Ungkap Pengalaman Nikah dengan Wanita Indonesia: Mereka yang Terbaik
  1. Co-dependency atau ketergantungan bersama

Ilustrasi pasangan.

Photo :
  • pixabay

Salah satu dinamika umum yang terlihat dalam hubungan di mana di antara mereka merasa mempunyai pasangan yang lebih bugar. Situasi ini membuat salah satunya akan menghabiskan banyak waktu untuk merawat yang sakit, terutama di awal hubungan. Tetapi tidak menutup kemungkinan berlangsung selama bertahun-tahun.

Masalah muncul ketika pasangan yang bugar mulai mengabaikan kebutuhannya sendiri dan kelelahan fisik, mental, dan emosional. Kelelahan tiga aspek tersebut kerap dikenal dengan istilah burnout. Burnout dalam hubungan dapat mengakibatkan kebencian, mudah tersinggung, ledakan kemarahan, serta perselingkuhan.

Dalam kasus ekstrim ketergantungan bersama dapat menimbulkan perilaku kasar termasuk manipulasi dan panggilan nama yang buruk.

Persoalan lain yang terjadi adalah ketika pihak yang membutuhkan merasa tidak berdaya tanpa pasangan yang selalu merawatnya. Ketergantungan yang kontraproduktif dapat memperburuk dan merusak hubungan. 

Wajib dicatat, kamu dan pasangan perlu membuat beberapa batasan yang masuk akal dan tentunya sehat untuk menghindari kelelahan dan ledakan amarah. Selain itu pasangan harus bisa membedakan antara kebutuhan untuk mendukung dan sifat saling bergantung.

  1. Disrupted communication atau komunikasi yang terganggu

Ilustrasi bertengkar.

Photo :
  • U-Report

Seseorang dengan gangguan mental mempunyai gelombang emosi yang luar biasa untuk diatasi. Seringkali sulit bagi pasangan yang terkena dampak mengartikan bagaimana perasaannya atau mungkin meremehkan apa yang sebenarnya terjadi karena takut ditinggalkan dan merasa bersalah. Perasaan bersalah dapat menyebabkan perasaan kecewa, penolakan, dan keputusasaan. 

Bagi individu yang terkena gangguan mental, komunikasi bisa menjadi tegang dan dangkal. Ketika menyadari bahwa efek dari gangguan mental bukan kesalahan dari pasangan, perasaan bersalah dapat berkembang dan meracuni pikiran. Ditambah dengan stigma negatif perihal gangguan mental, kondisi ini bisa menambah lapisan stres kedua belah pihak.

Penting bagi kamu dan pasangan untuk berkomunikasi secara terbuka tanpa emosi dan menjaga semuanya setransparan mungkin. Tidak ada yang lebih buruk pada suatu hubungan jika salah satu atau keduanya tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

  1. Disrupted intimacy atau keintiman yang terganggu

Ilustrasi bertengkar.

Photo :
  • U-Report

Gangguan mental bisa pula berdampak pada kehidupan seks kamu dan pasangan. Efek samping yang ada pada obat antidepresan untuk pengidap gangguan mental dapat menghambat libido, mengacaukan gairah, dan menghalangi orgasme. Bahkan gangguan mental bisa membuat seseorang tidak tertarik dengan seks sama sekali. 

Gejala di atas harus kamu diskusikan dengan pasangan serta dokter kamu. Membahas problem ini secara terbuka serta melakukan pengobatan disertai dosis yang optimal. Jika pengobatan dijalani dengan benar, efek samping yang merugikan akan berkurang.

Ingat bahwa kamu tidak boleh berhenti minum obat tanpa anjuran dari dokter sebab kalau berhenti, bakal menimbulkan efek samping yang lebih parah misal rangkaian psikosis. Keadaan itu dapat mengakibatkan kerusakan yang jauh lebih luas dan lama pada hubungan kamu daripada efek samping yang menghambatmu di kamar tidur.

Untuk solusi yang lebih profesional, salah satu atau kedua pihak melakukan konseling kepada ahlinya agar hubungan kamu tetap sehat. Obat dan terapi pasangan merupakan beberapa opsi untuk sebuah hubungan. 

Saat kamu dan pasangan melakukan yang terbaik untuk mengelola masalah karena gangguan mental, pastikan kamu berdua menunjukkan dukungan, apresiasi, serta kasih sayang antara satu sama lain. 

Bagi kamu yang tidak memiliki gangguan mental namun pasangan kamu punya, mendidik dan memahami diri sendiri sangatlah penting. Pasangan akan merasa sangat terbantu dengan pemahaman tentang gangguan mentalnya. 

Perlu diketahui bahwa gangguan mental pada suatu hubungan bersifat tidak permanen alias bisa disembuhkan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya