Konsumsi Makanan Seperti Ini, Bisa Cegah Anemia

Ilustrasi anemia
Sumber :
  • Freepik/katemangostar

VIVA Lifestyle – Pemberian makanan bergizi seimbang dapat mencegah anemia. Seperti diketahui, salah satu penyebab anemia adalah kurangnya asupan zat besi dalam makanan atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, sehingga membuatnya tidak mampu menghasilkan hemoglobin. 

Nagita Dihujat Karena Suka Kasih Makanan Sisa, Begini Pembelaan Raffi Ahmad

Head of Public Relations Dept PT Ajinomoto Indonesia, Grant Senjaya, juga telah menetapkan target untuk menurunkan prevalensi status anemia santri di pondok pesantren melalui pemberian makanan bergizi seimbang dan pendidikan gizi. 

"Setelah kami menyediakan menu yang tinggi kandungan zat besi (seperti rendang hati ayam) dan menu sayur yang dimasak dengan mudah serta nikmat menggunakan produk kami, santri mulai makan lebih banyak," ujarnya saat webinar Implementasi School Lunch Program (SLP) di Pesantren, yang digelar belum lama ini. 

Tips Jaga Kesehatan Usus, Sehatkan Sistem Pencernaan Hingga Perbaiki Kondisi Mental

"Hasilnya, kami mampu mengurangi 8 persen kejadian anemia di kalangan santri Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah Bogor dan 20,9 persen di Pondok Pesantren Darussalam Bogor. Berangkat dari kisah sukses ini, kami ingin terus kontribusi untuk mengatasi masalah gizi anak di Indonesia,” sambungnya. 

Ilustrasi Sumber Zat Besi

Photo :
  • Pixabay/ Skeeze
Tips Gaya Hidup Sehat ala Puteri Indonesia Pertama Indira Sudiro, Bisa Jaga Berat Badan Ideal

Perwakilan dari Kemenag, Dr. H. Basnan Said MAG – Kasubdit Pendidikan Ponpes, berujar penting bagi kita semua untuk mengonsumsi makanan yang halal dan thoyib. 

"Kami mengucapkan terima kasih atas inisiasi dari pihak Ajinomoto yang memberikan kesempatan kepada santri sehingga dapat merasakan gizi yang sama dengan anak-anak yang studinya di luar tetapi tinggalnya di rumah. Sebagaimana yang kita tahu, santri sebagian besar berasal dari desa, dari kampung, dan kalau kita berbicara tentang masalah pemenuhan gizi, mungkin ada yang tidak terpenuhi," tuturnya. 

Dosen di Departemen Gizi Masyarakat IPB sekaligus ketua project SLP, Dr. Rimbawan, mengatakan, buku panduan SLP yang sudah dibuat tidak hanya bermanfaat bagi siswa/i di pesantren, namun bermanfaat juga bagi tenaga pengajar di pondok pesantren yang menerapkan.

"Kami menyusun panduan SLP menjadi 3 buku. Buku pertama berisikan modul edukasi gizi di pesantren yang bermanfaat untuk membekali tenaga pengajar pengetahuan dasar tentang gizi dan kesehatan untuk anak dan remaja," jelasnya. 

Ilustrasi makanan sehat.

Photo :
  • Pixabay/Unsplash

"Buku kedua berisikan modul penyediaan makan bergizi seimbang di pesantren. Buku kedua ini bermanfaat bagi pengelola dan tim penyedia makan pesantren. Buku ketiga berisikan kumpulan resep dan pilihan aplikasi menu lezat bergizi seimbang," tambah dia. 

Rimbawan melanjutkan, sebelumnya mereka memilih 6 pesantren sebagai pilot project, dan di tahun ini, mereka mengadakan sosialisasi program SLP ke lebih banyak pesantren. 

"Berdasarkan pengamatan kami pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mengalami banyak kemajuan, namun dalam hal pangan, gizi, dan kesehatan, masih belum mendapatkan perhatian yang proporsional," ungkapnya. 

"Pada umumnya siswa/i mondok di pesantren. Oleh karena itu, kami menilai jika kondisi pangan, gizi dan kesehatannya baik, akan sangat berdampak pada peningkatan capaian pembelajarannya," imbuh Dr. Rimbawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya