Hari Hepatitis Sedunia, Prevalensi Indonesia Tertinggi Asia Tenggara

Ilustrasi Hepatitis.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA Lifestyle – Hari Hepatitis Sedunia diperingati 28 Juli setiap tahunnya. Sayangnya, Indonesia masih menghadapi ancaman penyakit hepatitis, khususnya hepatitis B di mana negara kita prevalensinya tertinggi di Asia Tenggara.  

4 Penyakit Liver yang Sering Diabaikan, yang Terakhir Perlu Jadi Perhatian

"Indonesia cukup tinggi prevalensi hepatitis B-nya. Bahkan, Indonesia tertinggi di Southeast Asia Region, yaitu sekitar 7,1 persen atau di angka sekitar 18 juta orang," ujar Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakti Menular Kemenkes, dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA, dalam konferensi pers daring, Kamis 28 Juli 2022. 

Sementara untuk hepatitis C, dokter Tiara menjelaskan, Indonesia menduduki peringkat ke-3 di Asia Tenggara, dengan angka 1 persen. 

Ahli Ingatkan Fatty Liver Bisa Sebabkan Hepatitis, Pengerasan Hati bahkan Kanker

"Dan ini perjalanan penyakit hepatitis kronis itu bisa menjadi sirosis hepatis atau penyakit hati mengeras. Dan ini biayanya sangat besar, sehingga peringkat ke-8 dalam penyakit katastropik yang ada di Indonesia," ungkapnya. 

Ilustrasi hati

Photo :
  • Times of India
Angka Penyakit Hati Meningkat, Temulawak Bisa Perbaiki Hingga Cegah Kerusakannya

Namun beruntungnya, Tiara mengungkapkan, Indonesia sendiri sudah memiliki program pencegahan dan pengendalian penyakit untuk hepatitis dan khususnya lagi hepatitis B. 

"Tapi sayangnya memang capaian kita belum optimal. Tapi kita sudah bertekad untuk melakukan eliminasi hepatitis B, khususnya yang menjadi prioritas adalah ibu hamil," terang dia. 

Tiara lebih jauh menjelaskan, ibu hamil menjadi prioritas karena jika dia positif mengidap hepatitis B, maka si ibu bisa menularkan pada anak yang ada di dalam kandungannya. 

"Dan infeksi yang terjadi jika bayi itu lahir lalu sudah terinfeksi, itu 95 persennya bisa menjadi kronis. Sehingga jika kita mau menyelamatkan generasi penerus kita, skrining dan deteksi dinilah pada ibu yang mengandung dari calon generasi penerus," jelas dia. 

Ilustrasi bayi menangis.

Photo :
  • Pixabay/ joffi

Mundur sedikit ke belakang, pada 2021, dari hasil pemeriksaan, Tiara mengungkapkan, ada sebanyak 47.550 ibu hamil yang reaktif HBsAg, dengan persentase di angka 1,61 persen. 

"Ini mereka terdeteksi hepatitis B, tentunya mereka berpotensi sangat besar untuk menularkan ke bayinya. Makanya, nanti ketika bayi lahir perlu dikasih hepatitis B0, vaksinasi, dan diberikan imunoglobulin hepatitis B dalam waktu kurang dari 24 jam. Itu aturan main dalam programnya," pungkas dr. Tiara Pakasi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya