Belajar dari Lesti Kejora, Ini 4 Dampak KDRT Bagi Kesehatan Mental

Lesti Kejora
Sumber :
  • IG @lestykejora

VIVA Lifestyle Dampak KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) yang dialami oleh pedangdut Lesti Kejora sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah bentuk hubungan yang abusive di dalam rumah tangga.

Lebih lengkapnya, definisi KDRT dijelaskan melalui Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Dalam undang-undang tersebut tertulis, kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang, terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

Ini artinya, KDRT tidak hanya identik dengan kekerasan secara fisik, tetapi juga bentuk-bentuk pelecehan lainnya yang merugikan korban. Adapun korban dan pelakunya bisa siapapun, yaitu suami, istri, anak, atau orang-orang yang mempunyai hubungan dengan orang tersebut di dalam rumah yang sama.

Berikut 4 dampak KDRT yang mempengaruhi kesehatan mental bagi si korban dilansir dari laman halodoc. Simak ya!

1. Depresi

cegah depresi

Photo :
  • U-Report

Salah satu masalah yang bisa terjadi akibat kekerasan dalam rumah tangga adalah depresi. Dampak dari KDRT ini disebabkan oleh peristiwa traumatis, bahkan depresi yang terjadi dapat berkembang menyebabkan bunuh diri.

Faktor risiko dari depresi pada perempuan akibat dampak KDRT berhubungan erat dengan usia, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi hingga lamanya kekerasan ini terjadi. Seseorang yang lama mengalami penyiksaan dari pasangannya, risiko untuk alami depresi tentu lebih tinggi.

Cekcok dengan Istri, Seorang Pria di Surabaya Banting Bayinya yang Berusia 6 Hari

2. PTSD

Ilustrasi wanita alami trauma.

Photo :
  • Pixabay
Wanita Hamil yang Ditemukan Tewas di Ruko Kelapa Gading Punya Hubungan dengan Terduga Pelaku

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dapat terjadi pada seseorang sebagai dampak KDRT. Berbagai gejala dari PTSD adalah ketakutan, kerentanan, hingga ketidakberdayaan. Ketakutan yang dialami dapat menjadi sesuatu yang traumatis.

Maka dari itu, seseorang yang mengalami masalah ini perlu mendapatkan penanganan segera. Jika tidak, gangguan mental yang lebih besar bisa terjadi jika dibiarkan begitu saja. Terlebih jika pelaku masih tinggal di lingkungan yang berdekatan atau masih hidup secara berdekatan.

Gegara Pulang Awal saat Lebaran Tanpa Izin Suami, Istri Tewas Alami KDRT

3. Anxiety Disorder

Hal-hal sepele yang bisa membuat Anda depresi

Photo :
  • U-Report

KDRT juga dapat menyebabkan korbannya mengalami gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Pengidapnya dapat alami rasa takut secara tiba-tiba jika teringat kekerasan yang dialami atau bahkan tanpa sebab yang jelas.

Masalah ini perlu mendapatkan penanganan dari ahlinya segera, sebab dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Agar masalah ini tidak bertambah parah, ada baiknya segera mendapatkan sesegera mungkin agar aktivitas dapat kembali normal.

4. Penyalahgunaan Zat

ilustrasi narkoba

Photo :
  • U-Report

Kekerasan dalam rumah tangga dapat membuat korbannya terpicu melakukan penyalahgunaan zat. Mengutip dari Addiction Center, wanita yang pernah mengalami KDRT memiliki kemungkinan 15 kali lebih besar untuk penyalahgunaan alkohol dan 9 kali lebih rentan untuk mengonsumsi narkoba, jika dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki riwayat tersebut.

Bukan hanya itu, pelaku yang kerap mabuk karena obat-obatan atau alkohol juga cenderung kehilangan kendali atas perbuatannya. Hal ini juga menjadi salah satu faktor penyebab KDRT rentan terjadi. Berada di bawah pengaruh zat apa pun sangat meningkatkan kemungkinan perilaku kasar.

Adapun cara menghilangkan trauma KDRT yang bisa dilakukan dilansir dari laman klikdokter, di antaranya:

1. Sadari Bahwa Hubungan Tersebut Tidak Sehat

Ilustrasi trauma

Photo :
  • pixabay/Lucken

Pertama, cara menghilangkan trauma KDRT yang paling penting dilakukan adalah menyadari bahwa hubungan yang dijalani tidak sehat. Sayangnya, beberapa korban sering kali tidak bisa mengenali hal tersebut. Karena kasus KDRT tidak selalu berupa tindak kekerasan fisik. 

Meski trauma kekerasan dalam rumah tangga bisa membuatmu sulit berpikir secara objektif, penting untuk memahami bahwa kondisi ini bukanlah salahmu.

2. Cintai Diri Sendiri

Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog menyarankan agar melakukan self care. Caranya bisa dengan mengonsumsi makanan sehat ataupun rutin beraktivitas fisik, seperti olahraga. Lakukan juga relaksasi atau meditasi yang bertujuan untuk menstabilkan emosi negatif yang dirasakan.

Kamu juga dapat berinteraksi sosial. Kenali orang-orang yang memang bisa memberikan dukungan untukmu. Saat merasa sedang tidak baik-baik saja, kamu bisa mengutarakan apa yang dirasakan kepada mereka. Pikiran dan emosi negatif yang dirasakan pun bisa disalurkan dengan bercerita.

3. Temui Tenaga Profesional

Ilustrasi konsultasi online.

Photo :
  • MobiHealthNews

Untuk mengatasi trauma KDRT, Psikolog Ikhsan menuturkan bahwa dibutuhkan proses dan usaha yang cukup besar, baik dari individu maupun orang sekitar. “Apabila mengalami trauma dan dampak trauma itu mengganggu kehidupan, maka sebisa mungkin segera cari bantuan tenaga profesional untuk melakukan konseling. Biasanya butuh psikoterapi untuk mengatasi trauma tersebut,” sarannya.

Cara mengatasi trauma KDRT ini dapat membantumu memberikan ruang untuk diri sendiri dan mengekspresikan emosi. Berdasarkan Psychology Central, ada beberapa psikoterapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma. Jenis psikoterapi yang dimaksud, yaitu terapi pemrosesan kognitif, terapi paparan berkepanjangan, terapi perilaku kognitif, hingga terapi sistem keluarga internal.

4. Perbaiki Gaya Hidup

Ilustrasi olahraga/push up.

Photo :
  • Pexels/Monstera

Apabila kamu merasa bahwa trauma telah menyebabkan banyak perubahan pada diri sendiri, cobalah mulai perbaiki gaya hidup. Hal ini bisa dilakukan dengan mencukupi kebutuhan nutrisi, berolahraga, memiliki pola tidur yang baik, kurangi stres, dan mencari relasi sosial yang mendukung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya