Diduga Penyebab Pele Meninggal, Kenali Gejala Hingga Faktor Risiko Kanker Kolon

Legenda Timnas Brasil, Pele.
Sumber :
  • ANTARA/HO-FIFA Media Office/Alexandre Schneider/aa

VIVA Lifestyle – Dunia sepakbola sedang berduka dengan kehilangan untuk selamanya legenda sepakbola asal Brasil, Pele. Setelah berminggu-minggu di rumah sakit, bintang Brasil bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento itu meninggal dunia pada usia 82 tahun pada Kamis, 29 Desember 2022 (Jumat dini hari WIB) di Sao Paulo, Brasil.

Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali

Sebelum meninggal dunia, kondisi legenda sepakbola Pele telah mengalami keganasan kanker yang makin memburuk, bahkan membuatnya harus lebih lama di rumah sakit Albert Einstein selama Natal. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Pele mendapati tumor di ususnya yang sempat diangkat pada bulan September 2021 dan telah menjalani pengobatan. Namun, kondisi kanker Pele semakin memburuk. Selama Natal, dia berada di bawah perawatan terkait komplikasi ginjal dan jantung.

40 Ribu NIK KTP Warga Jakarta yang Sudah Meninggal Dinonaktifkan

"Natal kami di rumah telah ditangguhkan. Kami memutuskan dengan para dokter bahwa, karena berbagai alasan, akan lebih baik bagi kami untuk tinggal di sini dengan semua perhatian yang diberikan keluarga baru ini. Einstein menaungi kami. Kami bahkan akan membuat beberapa caipirinhas (tidak main-main). Kami mencintaimu dan kami akan memberikan pembaruan minggu depan," ujar putri Pele Kely Nascimento dikonfirmasi di Instagram.

Legenda Timnas Brasil, Pele

Photo :
  • Zimbio
Peluk Pratama Arhan Usai Indonesia Kalahkan Korsel, Azizah Salsha: Super Proud!

Berikut fakta-fakta mengenai penyakit kanker usus besar, dikutip laman Hindustan Times, Jumat 30 Desember 2022.

Kanker usus besar atau kolon
"Kanker usus besar adalah jenis kanker yang terjadi di usus besar (usus besar) atau rektum. Usus besar dan rektum adalah organ yang membentuk bagian bawah sistem pencernaan Anda. Kanker usus besar juga dikenal sebagai kanker kolorektal," kata Dr Sunny Jain, HOD dan Sr. Konsultan Onkologi, Rumah Sakit Marengo QRG Faridabad.

Gejala kanker usus besar
Dr Jain mengatakan pasien dengan kanker usus besar dapat mengalami gejala seperti perubahan kebiasaan buang air besar yang terus-menerus termasuk diare atau konstipasi atau perubahan konsistensi feses.

Gejala lainnya meliputi pendarahan dubur atau darah dalam tinja, masalah perut yang berlangsung lama seperti kram, gas, atau nyeri. Selain itu, gejalanya memungkinkan seperti kelemahan atau kelelahan dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Banyak penderita kanker usus besar tidak menunjukkan gejala pada tahap awal penyakit. Begitu gejala muncul, ini mungkin bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi kanker di usus besar Anda. Jika kanker usus besar terdeteksi pada tahap awal, dapat disembuhkan secara efektif. 

Ilustrasi sel kanker.

Photo :
  • Pixabay

"Namun, pada tahap selanjutnya, hal itu bisa berakibat fatal bagi pasien. Jika tidak teridentifikasi atau tidak diobati, kanker dapat menyebabkan penyumbatan usus besar, penyumbatan usus dan menyebar ke jaringan dan organ tubuh lainnya," kata Dr Jain.

Faktor risiko kanker usus besar
Kanker usus besar dapat diidentifikasi pada usia berapa pun, namun mayoritas penderita kanker ini berusia lebih dari 50 tahun. Selain itu, risiko lebih besar merujuk pada orang dengan kondisi tertentu seperti riwayat pribadi kanker kolorektal atau polip, penyakit peradangan kronis usus besar seperti kolitis ulserativa dan penyakit Crohn (penyakit radang usus), riwayat keluarga kanker usus besar, diabetes atau resistensi insulin.

"Risiko juga pada yang konsumsi rendah serat dan tinggi lemak dan kalori, tinggi daging merah dan daging olahan, gaya hidup kurang gerak, obesitas, merokok dan penggunaan alkohol berat lebih rentan terhadap kanker usus besar di masa depan," kata Dr Jain.

Beberapa mutasi gen yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam keluarga Anda dapat meningkatkan risiko kanker usus besar secara signifikan. Sindrom warisan yang paling sering terlihat meningkatkan risiko kanker usus besar adalah familial adenomatous polyposis (FAP) dan sindrom Lynch yang juga dikenal sebagai kanker kolorektal nonpolyposis herediter (HNPCC). 

"Terapi radiasi diarahkan pada perut untuk mengobati kanker sebelumnya dapat meningkatkan risiko kanker usus besar," kata ahli tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya