Menkes: Indonesia Sudah Punya 'Radar' Deteksi Varian Baru COVID-19

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.
Sumber :
  • pexels/Edward Jenner

VIVA Lifestyle – Kasus COVID-19 di Indonesia hingga saat ini masih terkendali. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin bahkan mengatakan hal itu berkat kemampuan Indonesia dalam mengidentifikasi jenis virus varian baru dengan teknologi yang dimiliki.

“Kita bisa mengendalikan COVID-19 karena kita tahu musuhnya apa dengan metode yang namanya genome sequencing,” ujar Menkes Budi dalam keterangan persnya.

Di hadapan para pimpinan daerah, Menkes Budi mengatakan pertama kali Indonesia bisa melakukan genom sequencing hanya bisa melakukan 140 sampel selama 9 bulan. Sekarang setiap bulan bisa mencapai 8 ribu sampel.

Dulu alat-alatnya hanya di Jawa di beberapa kota besar, sekarang sudah ada di 12 kota di seluruh Indonesia. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Dari pemeriksaan genome sequencing dapat diketahui kenaikan dari kasus COVID-19 bukan disebabkan oleh mobilitas atau hari besar melainkan akibat adanya virus varian baru.

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

Sejak awal 2021 kasus COVID-19 naik karena varian Alpha, selanjutnya varian Delta, diikuti varian Omicron yang kasus hariannya hampir mencapai 60 ribu.

Di negara-negara lain terjadi juga dua gelombang besar yaitu ketika adanya varian Omicron BA.4 dan BA.5 di sekitar bulan Juli-Agustus, juga varian BQ.1 dan XBB.

“Jadi kita yakin bisa mengendalikan COVID-19 dengan baik karena kita tahu caranya adalah dengan cepat mengidentifikasi musuhnya apa, varian barunya apa melalui genome sequencing,” ucap Menkes.

Ilustrasi lawan COVID-19.

Photo :
  • ist

Berkat upaya genome sequencing, lanjut Menkes, Indonesia tidak mengalami kenaikan tinggi pada 2 gelombang tersebut. Dikatakan Menkes, pemeriksaan genome sequencing sudah ditata di lebih dari 12 laboratorium di seluruh Indonesia.

“Jadi kayak ‘radar’nya ini setiap hari di monitor kalau ada varian-varian baru,” ungkap Menkes Budi.

Imunitas Masyarakat Cegah COVID-19

Selain mengetahui variannya, kata Menkes, kita mesti tahu juga daya tahan imunitas masyarakat Indonesia. Indonesia merupakan satu dari beberapa negara di dunia yang mengukur kekuatan daya tahan imunitas tubuhnya.

Selama 6 bulan dari Januari 2022, Kemenkes telah mengukur imunitas masyarakat melalui metode Sero Survey. Hasilnya 87 persen rakyat Indonesia sudah punya daya tahan atau imunitas di level 400-an.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/Tumisu

“Sekarang tingkat imunitas masyarakat masih tinggi, buktinya dua kali gelombang tinggi kasus COVID-19 seperti di Eropa dan Cina, kita tidak naik,” ucap Menkes Budi.

6 bulan berikutnya dilakukan lagi Sero Survey dan hasilnya naik jadi 98,5 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki daya tahan imunitasnya di level 2000-an.

Menkes: Kalau Mau Mencapai Indonesia Emas 2045, Masyarakat Harus Sehat dan Pintar

Menkes berharap agar kondisi ini bisa dipertahankan dengan cakupan vaksinasi booster ditingkatkan serta menjalani protokol kesehatan.

“Kita bisa mengendalikan COVID-19 karena kita tahu musuhnya apa dengan genome sequencing, yang kedua kita tahu daya imunitas masyarakat di level berapa melalui Sero Survey,” tambahnya.

Menkes Budi Paparkan Penanganan Penyakit Arbovirus
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

Menhub dan Menkes Ikut Pindah ke IKN Juli 2024, Basuki: Menkeu Belum 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan Menhub Budi Karya Sumadi dan Menkes Budi Gunawan Sadikin akan ikut pindah ke IKN pada Juli mendatang.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024