6 Alasan Vagina atau Vulva Bengkak, Nomor 3 Bikin Ngeri

ilustrasi organ intim/vagina.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA Lifestyle – Daerah organ kewanitaan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sensitif. Sehingga kerap kali mengalami masalah kesehatan, salah satunya adalah pembengkakan pada area vagina atau vulva.

Anda mungkin memiliki beberapa pertanyaan tentang mengapa ini bisa terjadi? Bagaimana mengobati vagina yang bengkak, berapa lama masalah ini akan bertahan dan apakah pembengkakan vagina berbahaya atau tidak.

Terkait hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan para wanita di rumah. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Pembengkakan pada area vagina sendiri terjadi lantaran beberapa alasan, berikut ini rangkumannya melansir penjelasan oleh laman Times of India.

1. Vaginitis

Ilustrasi organ intim wanita.

Photo :
  • U-Report

Vaginitis, yang merupakan peradangan pada vagina, adalah penyebab paling umum dari vagina atau vulva bengkak. Ini terjadi karena
bakteri, jamur atau virus.

Selain itu, ketidakseimbangan bakteri vagina juga dapat menyebabkan vaginitis. Ketika vagina dan vulva meradang, kondisi ini dikenal sebagai vulvovaginitis.

Vaginosis bakteri (BV) adalah bentuk paling umum dari vaginitis yang dapat menyebabkan pembengkakan di area intim.

2. Infeksi Jamur
Infeksi jamur adalah jenis vaginitis lain yang menyerang wanita setidaknya sekali seumur hidup. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari jamur yang secara alami hidup di dalam vagina.

Selain menyebabkan vagina bengkak infeksi jamur juga dapat menyebabkan gejala seperti gatal, radang, dan keputihan.

Peradangan Vagina Hingga Seks Menyakitkan, Penelitian Temukan Solusi Atasi Masalah Kewanitaan

3. Trikomoniasis
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, trikomoniasis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang umum. Namun, tidak banyak yang pernah mendengar tentang infeksi ini.

Trikomoniasis adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh parasit bernama Trichomonas vaginalis. IMS ini dapat menyebabkan gejala seperti vulva bengkak, keputihan berwarna putih, abu-abu, kuning, atau hijau dan/atau bau amis pada vagina.

Geger Larva Cacing Pita Bersarang di Otak Seorang Pria karena Makan Daging Babi yang Kurang Matang

4. Reaksi Alergi
Vagina dan vulva Anda adalah area sensitif. Dari pakaian hingga krim sampai sabun dengan wewangi dan kondom beraroma, banyak hal yang dapat membuat vagina rentan terhadap reaksi alergi.

Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan pada vulva, juga disebut vaginitis tidak menular.

Awas! Meski Nikmat, Posisi Seks Ini Berbahaya dan Berisiko Bikin Penis Patah

Ilustrasi organ intim wanita.

Photo :
  • U-Report

5. Kista Bartholin
Kista Bartholin adalah kantung berisi cairan yang terbentuk di dalam lubang vagina. Meski lembut dan tidak sakit, sering kali terlewatkan.

Namun, jika tidak diobati, pembengkakan itu bisa tumbuh lebih besar dan dapat menyebabkan masalah yang menyusahkan. Ini termasuk pembengkakan dan nyeri tekan. Abses juga dapat terbentuk jika tidak ada tindakan yang dilakukan.

6. Kehamilan
Jika Anda hamil, Anda mungkin mengalami vulva yang bengkak. Ini karena selama kehamilan, rahim Anda tumbuh dan karena itu aliran darah ke daerah panggul meningkat.

Saat Anda mengalami kemajuan, rahim mungkin terasa lebih berat dan vagina atau vulva Anda cenderung terasa lebih penuh dan bengkak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya