Saatnya Hidup Sehat, Jumlah Penderita Diabetes di Indonesia Terus Meningkat
- ISTIMEWA
VIVA – Sebagai bagian dari inisiatif untuk meningkatkan akses penanganandiabetes di daerah terpencil dan sangat terpencil, Affordability Project merupakan salah satu contoh kolaborasi pemerintah dan sektor swasta yang efektif. Proyek ini melibatkan Kementerian Kesehatan dari Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer serta Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, juga Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI ), dan Novo Nordisk Indonesia. Inisiatif bersama ini berhasil memfasilitasi kegiatan skrining, edukasi, dan perawatan diabetes di 46 fasilitas kesehatan primer di Jawa Barat.
“Kerjasama antara sektor publik dan swasta memiliki peranan yang sangat penting dalam upayapenanganan diabetes. Kolaborasi ini mencerminkan keharusan atas sinergi pemerintah dan swasta dalam menghadapi tantangan penyakit diabetes. Peningkatan akses terhadap pelayanan diabetest menjadi kunci penting bagi pengendalian gula darah yang optimal. Program Affordability Project ini,yang berfokus pada aksesibilitas layanan, akan memberikan dampak berkelanjutan bagi masyarakat Jawa Barat, mendorong peningkatan kualitas hidup melalui upaya penanganan diabetes yang lebihbaik," kata Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Jawa Barat, Yulia Dewita, S.T., M.P.P.M.,Ph.D.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. Vini Adiani Dewi, menambahkan, ”Kami senang dapat menyampaikan bahwa pada September 2022 hingga Juni 2023, proyek percontohan Affordability Project telah berhasil melakukan skrining diabetes untuk 118.521 individu, Kami mencatat bahwa 5 persen dari mereka menderita diabetes, mencerminkan prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Data Riskesdas tahun 2018. Selain itu, kami juga berhasil melakukan pemeriksaan HbA1c dan menjangkau sebanyak 2.744 pasien dengan rerata HbA1c 9.3 persen di mana semakin menguatkan kebutuhan akan pelayanan diabetes yang komprehensif dan berkesinambungan.
Untuk memaksimalkan dampaknya, proyek ini, dengan dukungan Novo Nordisk, juga akan menyalurkan insulin untuk meningkatkan penanganan diabetes di daerah terpencil dan sangat terpencil. Langkah ini menegaskan komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dapat diakses oleh semua pihak, terutama untuk mereka yang memiliki keterbatasan akses ke perawatan diabetes.
Perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Novo Nordisk Indonesia telah menandatangani adendum mengenai komitmen ini di Gedung Sate, Jawa Barat. Adendum ini menegaskan komitmen bersama untuk meneruskan keberhasilan proyek percontohan dan membangun masa depan yang lebih sehat bagi penduduk Jawa Barat. Prevalensi diabetes di Indonesia terus meningkat dari 10,7 juta jiwa pada 2019 menjadi 19,5 juta pada 2021, membawa Indonesia ke peringkat kelima di dunia, naik dari peringkat tujuh pada 2019.
BPJS 2020 menunjukkan bahwa hanya 2 juta jiwa yang telah terdiagnosa dan mendapatkan penanganan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan hanya 1,2 persen kasus yang dapat mengontrol kadar gula darah mereka dengan baik untuk menghindari komplikasi.
Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan penyakit tidak menular (noncommunicable disease,NCD) merupakan satu dari lima fokus utama yang tercantum dalam government-to-government memorandum of understanding (G2G MoU) yang ditandatangani Indonesia dan Denmark pada 2021.
Sebagai bagian dari upaya untuk menghilangkan hambatan dalam perawatan diabetes di daerah terpencil dan sangat terpencil, program Affordability Project diluncurkan pada Juli 2022.Sejak diluncurkan, Affordability Project telah melakukan intervensi terhadap penduduk sehat,penduduk berisiko serta pasien diabetes dengan, (1) memperkuat program posbindu untuk meningkatkan pemahaman mengenai diabetes dan skrining faktor risiko penyakit tidak menular; dan(2) memperkuat kapasitas dan kapabilitas layanan kesehatan primer dalam mengelola diabetes secara optimal.
Selain itu, untuk menjangkau pasien di daerah terpencil dan sangat terpencil, program ini juga telah melakukan peningkatan kapasitas dan kapabilitas tenaga Kesehatan dan menyediakan perlengkapan untuk memonitor dan mengelola gula darah, termasuk menyediakan insulin.
Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya untuk secara efektif mengatasi persoalan diabetes di Indonesia. Salah satu bagian penting dari inisiatif ini adalah upaya transformasi layanankesehatan primer, yang bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan diabetes melalui peningkatan kesadaran masyarakat, pencegahan primer dan sekunder, serta meningkatkan kapasitas dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan primer.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes. menambahkan "Prevalensi diabetes yang terus meningkat di Indonesia memerlukan tindakan yang segera dan komprehensif. Upaya pencegahan sangatlah penting untuk mengurangi dampaknya yang merugikan.
Proyek Affordability Project telah memberikan contoh nyata bagaimana kerjasama antara sektor publik dan swasta dapat memberikan kontribusi yang signifikandalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Model kemitraan semacam ini memiliki potensi untuk diadopsi dalam berbagai inisiatif pencegahan dan pengendalian penyakit, sejalan dengan upaya pemerintah dalam tranformasi layanan kesehatan, sehingga bersama-sama kita dapat meraih hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia."
Ketua Umum PP PERKENI Prof. Suastika, Sp.PD-KEMD, FINASIM, turut menyampaikan, "Hasil dari Affordability Project dengan tegas menggarisbawahi fakta bahwa masih banyak pasien yang belum mencapai target gula darah yang diinginkan. Hal ini mendorong perlunya penanganan yang lebih komprehensif, yang melibatkan langkah-langkah mulai dari pencegahan, skrining, hingga pengobatanyang optimal. Harapan kami adalah agar inisiatif Affordability Project ini juga dapat diadopsi sebagai model penanganan diabetes di tingkat nasional, memberikan panduan yang berharga dalam mengatasi tantangan penyakit ini secara lebih efektif dan menyeluruh."
Vice President & General Manager Novo Nordisk Indonesia, Sreerekha Sreenivasan, menyatakan, “Saya mengucapkan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada mitra-mitra kami - KementerianKesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dan PERKENI - serta usaha dan dedikasi dari 46fasilitas kesehatan primer atas kolaborasi yang luar biasa. Selama setahun terakhir, proyek ini telah mencapai tonggak pencapaian baru, dan secara signifikan meningkatkan akses bagi populasi rentan didaerah terpencil dan sangat terpencil di Jawa Barat."
"Bersama, kita telah memperkuat kapabilitas pelayanan dengan memberikan pelatihan kepada lebih dari 100 tenaga kesehatan profesional dan hampir 1.000 relawan kesehatan. Kita juga telah melakukan skrining diabetes secara komprehensif, menjangkau lebih dari 100.000 individu dalam komunitas. Selain itu, pemeriksaan HbA1c juga telah dijalankan oleh sekitar 3.000 pasien di fasilitas kesehatan primer. Prestasi-prestasi ini menandai awal perjalanan kita."
"Seiring dengan peringatan 100 tahun perjalanan Novo Nordisk di tahun ini, kami merasa penting untuk menyadari bahwa kami tumbuh dari mengembangkan perawatan diabetes. Selama satu abad,kami telah mendorong perubahan dalam pengobatan diabetes, dan proyek ini adalah wujud komitmen kami untuk membuat perbedaan nyata dalam kehidupan mereka yang membutuhkan."
"Novo Nordisk merasa sangat senang dapat menyaksikan perkembangan inisiatif ini, seiring dengan persiapan kami untuk menghadirkan perawatan diabetes lanjutan, termasuk insulin, kepada individu dengan diabetes tidak terkontrol yang telah diidentifikasi melalui inisiatif ini. Upaya ini menandakanawal dari usaha bersama kita untuk memastikan perawatan diabetes berkelanjutan di seluruh Indonesia. Kami merasa terhormat dapat berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan,berdiri bersama, untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan bagi kehidupan mereka yang hidup dengan diabetes di Indonesia," tutup Sreerekha.