Suplemen Jepang Diduga Picu Masalah Ginjal dan Kematian, Telah Dipasarkan ke Sejumlah Negara

Ilustrasi suplemen/vitamin.
Sumber :
  • Pexels

VIVA Lifestyle - Kasus kematian dan gagal ginjal yang diduga terkait dengan konsumsi suplemen kesehatan produksi Kobayashi Pharmaceutical Jepang menjadi sorotan publik. Suplemen yang dimaksud adalah suplemen kesehatan yang mengandung sejenis beras yang difermentasi dengan ragi yang disebut 'beni koji'.

Krisis Populasi Jepang: Setengah Perempuan Muda Hilang di 40 persen Wilayah pada 2050

Suplemen kesehatan yang mengandung beni koji ini diklaim dapat menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Senin 1 April 2024, pihak perusahaan menemukan apa yang tampaknya merupakan asam puberulic yang berpotensi beracun yang dapat diproduksi oleh penicillium jamur biru dalam bahan Beni Koji yang diproduksi antara bulan April dan Oktober 2023 lalu di pabrik mereka di Osaka.

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Di sisi lain, menyusul skandal tersebut, pembuat dan pemasar beni koji yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan tersebut mengungkap tentang beras ragi merah yang digunakan dalam suplemen tersebut.

Ilustrasi obat/suplemen.

Photo :
  • pixabay/pexels
5 Negara Paling Tidak Ramah Vegetarian di Asia, Ada Korea Selatan dan Jepang

Melansir laman The Japan Times, beras ragi merah sendiri telah banyak digunakan di Jepang dan di tempat lain sebagai bahan tambahan makanan. Beras ragi merah ini juga menjadi bahan tambahan menonjol dalam masakan Okinawa khususnya dalam hidangan tofuy.

Tofuy, yang diyakini berasal dari Dinasti Ming Tiongkok, dibuat dengan memfermentasi dan menyimpan lama tahu Okinawa dengan kanji (nasi malt), beni koji, dan awamori (sejenis minuman keras sulingan Okinawa).

Skandal ini juga berdampak pada sejumlah usaha makanan di Jepang. Sebagai contoh, Okinawa Products Associated, yang menjalankan jaringan makanan Washita Shop Okinawa dengan 10 lokasi di seluruh Jepang.

Seorang pejabat menyatakan kekhawatirannya bahwa ketakutan masyarakat akan menyebabkan konsumen menghindari produk-produknya, khususnya tofu?.

"Jika ada masalah besar dengan beni koji itu sendiri, sangat disayangkan karena kami sudah lama menjual produk tahu. Kami hanya berharap rumor negatif tidak menyebar luas,", kata kepala pengembangan produk perusahaan, Takako Akamine.

Ilustrasi suplemen.

Photo :
  • Pixabay

Pusat pelanggan perusahaan di Tokyo telah menerima lebih dari 50 panggilan dalam waktu seminggu dari pelanggan yang menanyakan tentang produk beni koji, kata Akamine.

Ia tetap menjual produknya seperti biasa, setelah dipastikan tidak mengandung bahan mentah yang bersumber dari Kobayashi Pharmaceutical.

Banyak produsen yang menggunakan beni koji dalam produk mereka mulai dari makanan hewan hingga ikan asin dan kerupuk nasi telah mengeluarkan pernyataan di situs web mereka yang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kaitan dengan beras ragi merah yang dibuat oleh Kobayashi Pharmaceutical.

Sebagai informasi, Minggu 31 Maret 2024, Otoritas Kesehatan Jepang menggeledah pabrik kedua Kobayashi Pharmaceutical di Jepang bagian Barat. Penggeledahan ini menyusul dengan laporan kematian lima orang yang kemungkinan terkait dengan produk suplemen Beni Koji. 

Selain laporan kematian, dilaporkan juga hingga Jumat 29 Maret 2024, 114 orang telah dirawat terkait kasus ini.

llustrasi pembelian suplemen di Jepang

Photo :
  • japantimes.co.jp

Tak hanya di Jepang, seorang wanita berusia 70 tahun di Taiwan yang dilaporkan telah mengonsumsi suplemen yang diproduksi oleh perusahaan Taiwan menggunakan beni koji yanng diimpor dari perusahaan farmasi Jepang itu telah didiagnosis menderita gagal ginjal akut. 

Menurut surat kabar terkemuka di Taiwan, United Daily News mengungkap bahwa wanita 70 tahun tersebut sempat pergi ke dokter pada Maret tahun lalu setelah mengalami gejala seperti diare.

Kondisinya kemudian memburuk dan dia harus menjalani cuci darah mulai Mei tahun lalu. Diketahui wanita tersebut telah mengonsumsi suplemen penurun kolesterol tersebut selama tiga atau empat tahun lamanya.

Menyusul dengan kasus tersebut pihak perusahan Kobayashi telah melakukan penarikan sukarela atas tiga suplemennya yang diduga menyebabkan masalah ginjal dan kematian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya