Kecemasan Asmara Bikin Gampang Jatuh Sakit

takut cemas
Sumber :
  • istockphoto
VIVAlife -
Ganjar-Mahfud Ngaku Tak Dapat Undangan Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Bilang Begini
Cemburu atau kekhawatiran akan masa depan hubungan mungkin jadi hal lumrah yang dialami tiap pasangan. Efeknya berupa perasaan cemas yang bukan hanya membuat Anda jadi tak tenang, tapi juga jadi lebih mudah jatuh sakit.

Fakta-fakta Anggota TNI Tersambar Petir di Depan Mabes Cilangkap, 1 Meninggal Dunia

Merasa cemas tentang hubungan asmara dengan pasangan dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Hal itu karena kecemasan yang muncul meningkatkan kadar hormon stres dalam tubuh, juga membuat tubuh kurang efektif melawan penyakit.
Golkar Terbuka Jika Jokowi-Gibran Mau Gabung: Amin, Kami Anggap Doa


Para peneliti di Ohio Sate University menguji efek kesehatan dari rasa kecemasan pada 85 pasangan yang telah menikah selama rata-rata lebih dari 12 tahun. Menurut peneliti, orang yang sering merasa cemas pada hubungan asmaranya cenderung merasa ditolak dan terus mencari kepastian bahwa mereka dicintai.


Penelitian tersebut termasuk mengisi kuesioner tentang hubungan mereka serta mengambil sampel darah dan air liur. Hal tersebut dilakukan agar tingkat hormon stres (kortisol) yang berhubungan dengan jumlah sel-sel kekebalan tubuh tertentu dapat diuji. Para peserta yang dilaporkan memiliki gejala kecemasan ternyata juga memiliki kualitas tidur yang buruk.


Peneliti menemukan bahwa orang-orang dengan kecemasan tinggi, rata-rata memiliki kortisol 11 persen lebih banyak daripada mereka yang tidak mengalami kecemasan. Mereka menemukan bahwa orang-orang yang merasakan kecemasan juga kurang mampu melawan infeksi tubuh.


Hal menarik yang ditemukan di penelitian tersebut adalah wanita cenderung menderita tingkat kecemasan yang lebih tinggi daripada pria. Tentu saja stres telah dikenal berdampak negatif dalam mempengaruhi kesehatan. Namun, studi ini dilakukan untuk melihat keterkaitan secara khusus antara kecemasan dan kesehatan.


"Semua orang memiliki jenis kekhawatiran terhadap hubungan asmara mereka, tetapi kecemasan yang kami teliti ini merupakan kecemasan yang terjadi terus menerus dalam waktu yang cukup lama," ucap salah satu peneliti, Dr. Lisa Jaremka, dikutip dari
Daily Mail
.


Meskipun beberapa ilmuwan percaya bahwa kecemasan dapat ditelusuri kembali ke masa kanak-kanak. Doktor Jaremka mencatat bahwa orang-orang yang merasa cemas, sikapnya dapat berubah sewaktu-waktu.


"Walaupun begitu, kecemasan yang diderita tersebut belum tentu menjadi permanen," ujarnya. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya