- Pixabay
VIVA.co.id - Kita sebagai orangtua harus lebih berhati-hati. Karena kasus penculikan dan kekerasan pada anak, belakangan marak terjadi, dan hal ini tentu membuat kita khawatir. Terlebih para pelaku rata-rata dinyatakan psikopat setelah tertangkap tangan polisi.
Bicara tentang psikopat, psikolog klinis dan konsultan kesehatan, RA. Oriza Sativa, S. Psi, Psi, CH, CCR menjelaskan, ada dua gejala orang mengalami psikopat:
1. Dilihat dari sisi emosional
Penderita psikopat biasanya fasih bicara (meski tidak selalu). Ia pandai menyembunyikan perasaan, lihai memanipulasi keadaan dan lingkungan sekitar. Namun bahayanya, ia memiliki emosi dangkal, egosentris, dan menganggap dirinya terhebat. Orang psikopat juga kurang memiliki rasa penyesalan, kurang rasa empati, penuh tipu muslihat dan sangat manipulatif.
2. Dilihat dari penyimpangan sosial
Orang-orang psikopat sangat menikmati kesakitan yang dialami targetnya. Ketika ia mendengar korban berteriak dan menangis, ia semakin beringas.
“Jika korban ada yang sampai tewas, itu lebih karena siksaan. Jadi, tujuan utama psikopat bukan membunuh, tapi menyiksa, yang terkadang membuat korban bisa kehilangan nyawa,” ujar Oriza.
Ia terangkan, psikopat tidak dapat mengendalikan tingkah laku pada saat mereka emosi dan punya keinginan yang harus dilampiaskan, dipenuhi, saat itu juga. Bagi psikopat, membunuh itu hasil, bukan tujuan.
Impulsif
Psikolog yang sering menjadi narasumber di TV One itu menjelaskan, psikopat memiliki ciri sangat impulsif, alias selalu menuruti dorongan kata hati sendiri. Ia juga tidak memiliki tanggung jawab, baik untuk diri sendiri atau orang lain.
“Banyak terjadi, latar belakang mereka, masalah perilaku di saat anak-anak yang biasanya sarat diwarnai kekerasan fisik, psikis, dan sosial. Baik dari lingkungan maupun keluarga. Akhirnya saat dewasa ia menjadi anti sosial,” ujar Oriza.
Namun Oriza mengingatkan, tanda-tanda yang ia sebutkan di atas, tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis diri sendiri, atau seseorang secara kasat mata. Terlebih jika yang melakukannya orang umum. Karena untuk bisa mengetahui, seseorang psikopat atau tidak, hanya ahli jiwa yang profesional. (ase)