Sumber :
- REUTERS/John Goh
VIVA.co.id
- Pemandangan paling umum yang bisa ditemui saat ini adalah, keadaan di mana saat sebuah keluarga berkumpul, bahkan duduk dalam satu meja makan di mana pun itu, mereka sibuk dengan gadget mereka masing-masing.
Baca Juga :
Di Perut Bayi 15 Bulan Ini Ada Janin 3,6 Kg
Baca Juga :
Agar Hari Pertama Anak Masuk TK Berjalan Lancar
Tidak hanya keluarga, bahkan pasangan kekasih, hingga teman, mereka lebih senang mengintip kehidupan orang lain lewat media sosial, dibandingkan harus bercengkerama dengan rekan di sampingnya.
Sebuah buku berjudul Screen Time, seolah menjadi cermin kehidupan banyak orang saat ini. Dan, lewat buku ini juga, orangtua, pasangan kekasih, atau siapa pun itu bisa disadarkan betapa pentingnya untuk mulai menghentikan kebiasaan screen time, atau lamanya waktu seseorang melihat layar, baik video game, komputer, tablet PC, ponsel.
Lewat buku yang terinspirasi dari kisah nyata ini, Tascha Liudmila sang penulis, menceritakan bahwa betapa terkejutnya dia, saat menyadari bahwa anaknya telah terlalu banyak menonton televisi, dan menjadi seorang yang tidak bisa memperhatikan pelajaran, tidak memiliki teman, setelah salah seorang guru memberitahukan tentang perilaku sang anak di sekolah.
"Ada dua faktor yang menyebabkan anak-anak ketagihan berlama-lama Screen Time. Yaitu, orangtua yang tidak sadar mengabaikan anak akibat sibuk dalam dunia layar gadgetnya, dan orangtua yang kurang memahami bahaya paparan elektronik," kata Psikolog Anak, Elizabeth Santosa, di Rumah Kerinci, Jakarta Selatan, Selasa 16 Februari 2016.
Buku Screen Time seolah kembali menyadarkan tidak hanya oran tua, namun juga banyak orang untuk lebih memperhatikan lingkungannya, dan bahwa anak juga berhak untuk mendapatkan perhatian lebih dari orangtuanya.
Cara Shahnaz Haque Pilih Pendidikan untuk Anak
"Dia harus memilih sekolah sendiri jangan ibunya yang memilih."
VIVA.co.id
11 Agustus 2016
Baca Juga :