- VIVA.co.id/ Lutfi Dwi Pujiastuti
VIVA.co.id - Meski angka kematian akibat diare mengalami penurunan sejak tahun 2007 yaitu menjadi 28,2 persen, namun ada hasil mencengangkan yang menunjukkan tingginya penggunaan antibiotik untuk diare. Padahal seharusnya saat diare yang harus diberikan adalah oralit dan zinc.
Berdasar Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, jumlah penggunaan oralit masih rendah. Namun, penggunaan antibiotik pada tahun 2005 hingga 2012 sangat tinggi. Padahal seharusnya seseorang tidak membutuhkan antibiotik untuk diare.
"Angka ini muncul karena orang tidak menggunakan oralit. Orang lebih senang anak diare diberi antibiotik, padahal antibiotik tidak memberi manfaat penghentian diare," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Wiendra Waworuntu.
Wiendra yang mengisi salah satu sesi workshop pada puncak Peringatan Hari Gizi Nasional ke-56, juga mengatakan, 80 persen kematian akibat diare dapat dicegah dengan oralit dan zinc. Karena, diare ada dua, yaitu kehilangan cairan dan elektrolit, dan kehilangan zinc. Jika oralit berfungsi untuk rehidrasi saat diare, maka zinc berfungsi membantu memulihkan serta meningkatkan kesehatan anak.
Zinc harus segera diberikan setelah mengalami diare. Tablet Zinc penting diberikan selama 10 hari berturut walau diare telah berhenti. "Karena tablet zinc berfungsi sebagai perlindungan dua hingga tiga bulan ke depan."
Selain itu, pemberian zinc juga meningkatkan kesehatan pertumbuhan dan selera makan, menurunkan angka kejadian diare akut, disentri, dan diare persisten.
Pemberian tablet zinc ada beberapa cara, pertama dengan melarutkan tablet ke dalam sendok teh beberapa tetes air matang atau ASI. Apabila anak muntah setelah setengah jam pemberian, berikan kembali dengan cara memotong menjadi potongan kecil, untuk kemudian dilarutkan dan diberikan beberapa kali dalam sehari. Dan jangan mencampur dengan oralit.
(mus)
11 Manfaat Menakjubkan Bawang Putih dan Susu
Bawang putih adalah salah satu rempah-rempah yang mudah didapatkan.
