Metode Penyembuhan Paliatif Kurangi Stres Pasien Kanker

Ilustrasi kanker.
Sumber :
  • Pixabay/PDPics

VIVA.co.id – Jumlah penderita kanker yang terus meningkat di Indonesia, mulai menjadi perhatian banyak kalangan medis. Mereka mengupayakan berbagai metode pengobatan bagi para penderita kanker.

Beberapa metode pengobatan kanker yang akrab dengan telinga masyarakat umum antara lain seperti pembedahan, kemoterapi dan radioterapi.

Selain itu, ada juga metode perawatan paliatif. Metode ini memang kurang familiar dibanding ketiga metode lainnya. Metode paliatif sebenarnya berbeda dengan metode pengobatan pada umumnya yang mengobati dan menyembuhkan secara fisik.

Karena metode yang bersifat terpadu, aktif dan menyeluruh ini, lebih menyasar pada aspek psikologi penderita kanker. Dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup penderita kanker.

Metode perawatan paliatif dilakukan dengan pendekatan multidisiplin, terintegrasi antara dokter, dokter spesialis, perawat, terapis, petugas sosial medis, psikolog, rohaniawan, relawan dan profesional lain, untuk menghadirkan rasa tenang, nyaman, tanpa merasa tertekan atas penyakit yang di derita, baik secara fisik (nyeri, mual, muntah), ataupun psikis yang berbasis spiritual.

"Masih banyak masyarakat dan penderita kanker di Indonesia yang belum mengetahui metode paliatif ini, oleh karena itu YKI (Yayasan Kanker Indonesia) merasa turut bertanggung jawab untuk bekerjasama dengan pihak medis dalam mensosialisasikan metode ini," kata Prof.DR.dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Ketua YKI, dalam rilis Retro Run, 19 September 2016.

Aru yang juga merupakan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia ini juga mengatakan bahwa dengan metode paliatif, penderita kanker akan belajar berdamai dengan penyakitnya, sehingga perlahan mereka tidak lagi melihat kanker sebagai momok menakutkan yang membuat tingkat stres di kalangan penderita semakin tinggi.

Karena dengan menjauhkan stres dari penderita, perasaan bahagia yang dimiliki akan membantu proses penyembuhan, bahkan bagi penderita kanker stadium akhir, metode ini seringkali membuat tingkat harapan hidup lebih panjang, dari diagnosis dokter.

Nunung Srimulat Divonis Mengidap Kanker Payudara: Ya Allah Ujian Apa Lagi

Untuk itu, YKI berusaha melakukan sosialisasi metode ini melalui kegiatan ‘Retro Run’ yang digelar 18 September 2016.

"Kami pun ingin mengajak peserta dan para survivor kanker yang berada di bawah naungan YKI untuk turut bergembira melalui nuansa tematik tiga era dalam event ini, era 90',80' dan 70',"kata Mada Shinta Dewi, Country Manager PT Mundipharma Healthcare Indonesia.

Bio Farma Akan Memproduksi Sendiri Vaksin Kanker Serviks Kerja Sama dengan MSD
Ilustrasi kanker

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

Peningkatan kanker di usia muda ini disebabkan adanya berbagai faktor. Mulai dari perubahan gaya hidup seperti, kurang berolahraga, pola makan tidak sehat hingga lainnya.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024