Empat Makanan yang Bisa Ganggu Kesehatan Otak

Ilustrasi camilan gorengan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Anda pasti pernah mendengar ungkapan “Anda adalah apa yang Anda makan.” Ya, ungkapan tersebut memang ada benarnya. Anda, kesehatan Anda secara langsung atau tidak juga dipengaruhi oleh apa yang Anda makan. Bahkan makanan pun dipercaya juga memengaruhi suasana hati seseorang.

Konsumsi Daging Merah Terlalu Sering, Penyakit Ini Mengintai

Bicara mengenai makanan, semuanya memiliki manfaat. Setidaknya membuat Anda kenyang di kala lapar. Namun, ada makanan terntu yang sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan karena akan mengganggu kesehatan organ vital yaitu otak. Berikut di antaranya, seperti dilansir dari laman Cooking Light:

Daging merah
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan plak di otak adalah kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan radang (inflamasi). Potongan daging kaya lemak baik daging sapi, babi, domba, sosis atau kulit ayam kaya akan lemak jenuh. Asupan lemak ini harus dibatasi untuk mengurangi pertumbuhan plak di otak. Porsi daging merah yang disarankan adalah 4 porsi per minggu.

Jaga Kesehatan Tubuh di Masa Pandemi dengan Konsumsi Daging Merah

Keju
Konsumsi makanan sumber lemak jenuh dan olahan susu kaya lemak harus dibatasi untuk mengurangi inflamasi pada otak. Makanan kaya lemak juga bisa menyebabkan inflamasi di bagian tubuh lain. Asupan yang disarankan adalah kurang dari 1 porsi dalam seminggu.

Ilustrasi makanan cepat saji

Ahli: Seminggu Harus Makan Daging Merah 3 Kali

Makanan cepat saji
Secara umum, makanan cepat saji cenderung memiliki kadar lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa makanan cepat saji juga bisa memberikan efek tidak biasa pada tubuh seperti rasa tidak sabar, makan terlalu banyak dan cepat dan tertarik pada gula bahan depresi. Sebaiknya kurangi konsumsi makanan cepat saji menjadi satu kali dalam seminggu atau tidak mengonsumsinya sama sekali akan jauh lebih baik.

Gorengan
Gorengan dalam artian makanan yang diproses dengan cara digoreng. Makanan seperti ini kerap diproses menggunakan lemak trans yang dapat meningkatkan kolesterol dan risiko penyakit jantung. Makanan seperti ini juga akan mengacaukan nutrisi baik dalam tubuh dan bahkan berpotensi memicu penyakit Alzheimer dan peradangan lain.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya