Konsumsi Daging Merah Terlalu Sering, Penyakit Ini Mengintai

Ilustrasi daging merah.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Daging merah seperti daging sapi, daging kambing atau daging domba merupakan jenis sumber protein yang digemari di kalangan masyarakat tanah air. Selain rasanya yang gurih dan enak, daging merah juga diketahui mengandung protein, vitamin B-12, zat besi, dan zinc yang berguna bagi tubuh.

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Kendati punya manfaat bagi tubuh, kebanyakan daging merah juga tak baik bagi kesehatan. Sebab mengonsumsi daging merah terlalu sering diketahui dapat berpotensi menyebabkan kanker usus besar. Hal ini diungkap oleh Spesialis Gizi Klinik, Dr. dr. Samuel Oetoro,MSc, MS, SpGK(K) dalam program Hidup Sehat TvOne, Kamis 3 Februari 2022.

Dijelaskan oleh Samuel, daging merah biasanya akan dimasukkan zat nitrit. Zat nitrit ini diketahui merupakan pengawet yang mana berfungsi untuk membuat warna daging tetap menjadi merah segar. Namun ketika daging merah diolah, zat nitrat ini akan berubah yang bisa memicu kanker.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

"Waktu diproses baik dibakar, dipanggang, digoreng, atau disup saat terkena panas zat nitrit berubah menjadi zat nitrosamin. Nitrosamin ini kalau Anda makan terlalu sering bisa memicu kanker usus besar," kata dia.

Samuel melanjutkan dalam penelitian di suatu negara yang mengonsumsi daging merah berlebihan ternyata insiden kankernya meningkat.

Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?

"Jadi memang daging merah ini bisa dicurigai memicu kanker," ujarnya.

Sakit jantung

Photo :
  • Times of India

Tidak hanya itu saja, Samuel juga mengingatkan bahwa mengonsumsi daging merah terus menerus bisa berbahaya bagi kesehatan jantung. Sebab, kata dia daging merah mengandung tinggi kolesterol dan lemak.

"Di dalam daging merah 100 gram lemak antara 15-50 gram, kolesterol 80-100mg, padahal rekomendasi makan kolesterol tidak lebih dari 300mg sehari," tutur dia.

Dia menjelaskan lebih lanjut, asupan lemak dan kolesterol tinggi akan melekat di dinding pembuluh darah di jantung di otak. Jika melekat di dinding pembuluh darah akan terjadi sumbatan

"Kalau terjadi sumbatan di jantung akan terjadi serangan jantung, kalau di otak akan mengalami stroke," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya