Ade Putri Paramadita, Si Pendongeng Makanan

Ade Putri Paramadita
Sumber :
  • VIVA/ Adinda Permatasari

VIVA – Mendengar istilah food storyteller mungkin bukan suatu yang akrab di telinga kita. Seperti namanya, cara kerja seorang food storyteller adalah menceritakan makanan yang dicicipinya dengan kata-kata seperti seorang pendongeng.

Bandung bjb Tandamata Bersyukur Mampu Jinakkan Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia

Sekilas seperti itulah pekerjaan yang digeluti Ade Putri Paramadita, pencetus istilah food storyteller. Istilah yang berawal dari profesinya sebagai penyiar radio yang senang membawakan acara seputar makanan dan menulis tentang makanan

"Tapi ketika banyak orang tagging aku sebagai food blogger aku bilang aku enggak punya blog, tapi yang aku lakukan adalah memang menceritakan tentang pengalaman makan ke orang-orang," ujar Ade saat berbincang dengan VIVA beberapa waktu lalu.

RI Dibayangi Meningkatnya Persaingan Global, Luhut: Tak Ada yang Bisa Mendikte Kita

Lebih jauh Ade menjelaskan, seorang food storyteller tak hanya mampu menyampaikan rasa dari makanan yang dicobanya, tapi juga harus mampu mendeskripsikan tekstur, bahan, bumbu, hingga cerita atau tradisi di balik makanan tersebut.

Nathan Tjoe-A-On Paling Dipuji Netizen, Marselino Ferdinan Jadi Sasaran Kritik

Seorang food storyteller juga diharapkan punya rasa ingin tahu yang besar. "Ketika kamu punya rasa ingin tahu yang besar, kamu akan tanya sama yang masak. Kamu menanyakan tentang yang kamu makan, rasanya, supaya nanti menceritakam ke publik enggak salah," kata Ade.

Food storyteller juga bukan hanya soal kesempatan mencicipi beragam makanan enak, tapi juga bagaimana menggali cerita di balik setiap makanan. Nilai dari food storyteller yang sangat berharga bagi Ade adalah bisa mendapat pengetahuan dan ilmu baru mengenai suatu resep yang turun temurun dan menjadi tradisi puluhan tahun.

Meski titel food storyteller diciptakan sendiri oleh Ade, tapi ia meyakinkan pekerjaan ini bisa menjadi profesi yang menjanjikan untuk siapapun. Food storyteller juga bisa menjadi gerbang bagi mereka yang ingin menjadi presenter televisi acara kuliner.

"Kalau background kamu food storyteller akan lebih bagus karena orang enggak akan bosan dengar 'enak' dan 'enak banget'. Tapi apalagi selain enak, enaknya kenapa?" lanjut Ade.

Selain terus menambah wawasan mengenai makanan, seorang food storyteller juga harus rajin mencicip makanan di manapun dan berdiskusi. Dengan berdiskusi, akan menambah banyak lagi perbendaharaan istilah dalam dunia kuliner. Ini tentunya akan sangat membantu ketika Anda menceritakan sebuah makanan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya