Ada Bir yang Dibuat Khusus untuk Penderita Kanker Payudara

Mamma Beer, bir untuk penderita kanker payudara.
Sumber :
  • Zatec Brewery

VIVA – Kemoterapi memiliki beberapa efek samping, seperti rambut rontok, mual dan kelelahan, serta kehilangan nafsu makan dan perubahan pada indera perasa.

Makin Bebas, Negara Arab Ini Buka Pabrik Minuman Keras Pertamanya

Ini artinya, makanan yang Anda sukai bisa benar-benar berbeda rasanya, seringkali pahit atau hambar. Hal ini bisa menjadi pukulan berat bagi pecinta makanan, ketika satu makanan yang menjadi kesenangan di dalam kehidupan Anda sekarang sudah tidak bisa lagi dinikmati.

Alkohol adalah salah satu yang harus dihindari oleh penderita kanker, tapi di Republik Ceko, di mana bir adalah minuman nasional, seorang wanita punya ide lain.

Sejarah Minuman Betawi Bir Pletok dan Cara Membuatnya

Jana Drexlerova adalah CEO dari Mamma Help, sebuah kelompok advokasi kanker payudara yang berbasis di Praha. Dia menjalani kemoterapi di tahun 2011 untuk kanker payudaranya dan mengatakan semua yang dimakannya terasa seperti pasir.

"Saat saya mendapatkan nafsu makan kembali, yang bisa saya makan hanyalah sup tomat, bahkan itu juga hambar," ujar Jana, dikutip dari laman Metro.co.uk, Kamis, 12 Juli 2018.

Jangan Salah, Begini Cara Pilih Pengobatan yang Tepat untuk Kanker

Di tahun 1999, Mamma Help membuat bir berwarna pink atau merah muda untuk mengumpulkan donasi. Namun, di awal tahun ini mereka memutuskan untuk membuat bir bebas alkohol yang difortisikasi dengan kalium dan vitamin B, nutrisi yang mungkin tidak didapatkan pasien kanker ketika mereka tidak mengonsumsi makanan mereka.

Untuk itulah Mamma Beer diciptakan.

"Saya ingin bir ini dapat meningkatkan nutrisi dan memperbaiki kesehatan selama perawatan. Ini juga penting bagi saya untuk mengembalikan kehidupan para wanita ini menjadi normal," ujar Janan.

Zatec, sebuah tempat pembuatan bir yang berjarak 64 kilometer di utara Praha yang memproduksi bir ini, memuatnya dengan menambahkan jus apel. Bir ini dikatakan memiliki rasa manis dan buah-buahan, dengan rasa akhir yang tajam di antara rasa cuka apel dan bir.

"Dokter sering merekomendasikan konsumsi bir dalam jumlah sedikit, untuk mendapatkan nutrisi dan vitamin," ujar Tereza Sverakova, seorang penyintas kanker payudara yang ikut memproduksi bir bersama Jana.

Menurut Tereza, cara itu cukup membantu, tapi rasanya sangat pahit. Jadi, ia berpikir betapa luar biasanya bila ia bisa mengembangkan bir yang spesifik untuk wanita yang menjalani kemoterapi. Bir yang memiliki semua vitamin dan nutrisi, tapi tidak mengandung alkohol serta dibuat lebih manis untuk menghilangkan rasa pahitnya.

"Bir yang dapat menghalau efek samping dari kemoterapi dan membantu mempromosikan Mamma Help di waktu yang sama," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya