5 Hal yang Perlu Diketahui soal Sushi
- VIVA.co.id/Isra Berlian
VIVA – Sushi makanan khas Jepang ini begitu banyak digandrungi masyarakat Indonesia. Tak heran jika kita dapat dengan mudah menemukan makanan ini di setiap sudut kota.
Meski begitu, ternyata ada beberapa hal yang belum diketahui tentang sushi. Baik dari tradisi cara memakannya hingga kualitas sushi yang dikonsumsi. Berikut ini rangkuman mengenai sushi dari Marketing Supervisor of Genki Sushi Indonesia, Michael Halim saat ditemui VIVA di Lotte S Avenue, Jakarta.
1. Cara makan
Di negara asalnya sendiri kata Michael, masyarakat Jepang memakan sushi tidak menggunakan sumpit melainkan menggunakan tangan kosong.
“Tapi makin ke sini ada semacam penyesuaian menggunakan sumpit, dan sekarang lebih lumrah menggunakan sumpit,” kata Michael.
2. Tidak ada mayonaise
Dia menyebut bahwa di Jepang sushi tidak pernah dicocolkan atau ditambahkan mayonaise. Penggunaan mayonaise hanya di Indonesia, lantaran masyarakat kita yang lebih suka dengan makanan yang tasty.
3. Penggunaan wasabi
Jika umumnya yang kita tahu wasabi hanya untuk menambahkan sensasi pedas saja. Tetapi ternyata, menurut Senior Marketing Manager, Genki Sushi Indonesia, Eka Ariyanto wasabi sendiri berfungsi untuk membunuh bakteri pada ikan.
4. Sushi harus langsung dinikmati
Menurut Michael, Sushi memiliki jangka waktu (lifetime) tertentu. Sushi kata dia, harus langsung disantap begitu sudah tersaji di atas meja makan. Sedangkan ketika Anda membungkus sushi untuk dibawa ke rumah tidak boleh lebih dari dua jam perjalanan.
5. Ada aturan makan
Sebenarnya, dalam memakan sushi harus sesuai dengan urutan. Tujuannya adalah untuk menjaga ikan yang rasanya lebih berat seperti tuna tidak mengalahkan rasa ikan yang rasanya ringan.
Pertama, sashimi, kemudian dilanjutkan nigiri, dan terakhir sushi roll.
Namun di Genki sendiri kata Michael tidak mewajibakan hal itu. Mengingat itu semua tergantung dari tradisi atau kebiasaan masing-masing orang.
“Buat kita penting kualitas makanan dan pelayanan terutama dengan teknologi cepat freshness,” kata dia. (mus)