Menguak Sejarah di Balik Tajamnya Pisau Jepang

Koleksi Pisau Sakai Hamono Museum
Sumber :
  • japanvisitor.com
VIVA.co.id
Anak Buah Luhut Sebut Lebih Cocok Mobil Listrik, Hidrogen Buat Bus dan Truk
- Mengunjungi Jepang, seolah tidak cukup hanya sekali. Banyak tempat luar biasa yang bisa didatangi. Wisata alam, museum, benteng hingga kuil bisa dikunjungi selama berada di negeri Sakura tersebut.

Terungkap, Ini Hasil Tes Kejiwaan Suami Mutilasi Istri di Ciamis

Dilansir laman
Aksi Pro-Palestina di AS, Joe Biden: Tidak Boleh Ada Anti-Yahudi
Japanvisitor , salah satu museum yang bisa dikunjungi adalah Sakai Hamono Museum. Museum yang terletak di Osaka ini menyimpan beragam jenis pisau. Kualitas alat potong dari Jepang, kini telah banyak mendapat pengakuan dari
Chef
di seluruh dunia.


Sakai menjadi tempat terpilih untuk menyimpan berbagai jenis pisau, karena tempat ini memiliki sejarah panjang besi dan baja sejak abad ke 18. Saat itu, Sakai menjadi pusat kekuatan politik, manifestasi tertua dari kekuatan tersebut adalah gundukan kofun--makam kaisar atau bangsawan dengan tanah yang dibuat membukit  dan besar, di mana dalam pembuatannya memerlukan peralatan dari besi.


Pada abad baru yang disebut Tokugawa, atau masa Edo, yaitu era perdamaian, samurai yang biasanya digunakan untuk berperang diubah menjadi peralatan untuk menghibur, juga untuk pedagang. Pembuat mata pisau menemukan pasar baru dalam hal perlengkapan untuk menyiapkan hewan dan sayuran di meja pelanggan.


Shogun, atau panglima tertinggi Jepang memandang pisau tersebut memliki kualitas yang unik, sehingga di 1761, mereka mengizinkan mata pisau diukir bersama Sakai Kiwame (Sakai Exclusive). Beberapa ahli sejarah menyatakan, ini merupakan monopoli oleh pandai besi Sakai. Sehingga di 1982, Kementerian Perdagangan, Ekonomi, dan Industri menjadikan Sakai Cutlery sebagai Kerajinan Tradisional Nasional.


Salah satu jenis pisau disebut usuba. Usuba adalah pisau kotak biasa, dengan variasi ujung punggung pisau melengkung ke bawah. Pisau jenis ini digunakan untuk memotong sayuran, membentuk sayuran menjadi siluet serangga, daun hingga bunga.


Pisau lainnya disebut deba. Secara garis besar, pisau ini mirip dengan pisau di kafe-kafe negara barat, namun lengkung pada mata pisau yang unik sesuai untuk memotong dan membersihkan isi perut ikan.


Beragam jenis pisau yang ditampilkan di Sakai Hamono Museum biasanya digunakan
chef
, namun akan jarang ditemukan di rumah. Namun, bagi pengunjung yang ingin memiliki pisau-pisau buatan Sakai Cutlery, mereka bisa membeli produk buatan tangan tersebut di toko yang juga ada di lokasi museum mulai dari Rp1,3 juta hingga Rp13,7 juta. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya