Miniatur Gereja di Malang Ini Terbuat dari 30 Kg Cokelat

Miniatur Gereja Kayu Tangan terbuat dari cokelat di Malang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dyah Ayu Pitaloka (Malang)
VIVA.co.id
Yuk, Kulineran Sambil Nonton Layar Tancap di Pasar Senggol
- Miniatur gereja kayu tangan setinggi 120 sentimeter dengan panjang 105 sentimeter dan lebar 166 sentimeter berdiri di kafe salah satu hotel di Malang pada Rabu, 2 Desember 2015. 

Foodigitalpreneur, Cara Zomato Ajak Pebisnis FnB Melek Tren Digital
Miniatur gereja bergaya gothik tertua di Malang itu dirakit sejak satu minggu terakhir dengan menggunakan sekitar 30 kilogram coklat putih dan coklat gelap. Sementara kerangka gereja menggunakan streofoam dan juga triplek.
 
Akhir Pekan, Waktunya Icip-icip 5 Kuliner Yummy di Jakarta
“Sengaja kami pilih miniatur Gereja Kayu Tangan untuk membawa nuansa Malang yang paling kental pada pengunjung di sini. Kebanyakan mereka adalah orang Jakarta, Surabaya dan luar Malang,” kata Nicky Olivia, Marketing Harris Hotel, pada Rabu, 2 Desember 2015. 

Miniatur gereja dibuat semirip mungkin dengan gereja sebenarnya, yaitu Gereja Hati Kudus Yesus yang berada di Jalan Mgr. Soegijopranoto 2 di Kecamatan Klojen Kota Malang. 

Kawasan itu dikenal dengan nama lokal, kawasan Kayu Tangan. Konon di daerah tersebut dahulu ada pohon dengan dahan yang melengkung menyerupai jari-jari tangan. Gereja Hati Kudus ada di Malang setidaknya sejak tahun 1987 dan menggunakan gaya Gothik, seperti banyak didapati di Eropa.
 
“Kami melakukan riset, agar mendapatkan detil seperti bangunan sebenarnya. Rencana ini mulai digagas sejak Oktober, terutama untuk kerangka bangunan. Untuk pelapisan coklat baru satu minggu terakhir,” katanya.
 
Selain riset ke lokasi, tim koki dan pastry juga mempelajari dokumen foto dan juga arsitektur dari gereja itu. Hanya saja bagian antena tinggi di atas menara tak bisa dipasang karena kendala ketinggian tempat di lokasi tersebut, “karena langit-langit di sini rendah jadi bagian atas menara tak bisa dibangun,” katanya.
 
Gereja Kayu Tangan dipilih karena gereja itu dianggap mewakili kisah Malang dan paling bersejarah dibanding gereja lain yang ada di Malang. Diharapkan pengunjung akan merasakan atmosfer Malang tempo doloe dari miniatur gereja itu, “miniatur ini tahan hingga 31 Desember 2015,” kata dia. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya