Katering Pesan Antar Makanan Sehat Tradisional Indonesia

Salah satu menu Dapur Desnina
Sumber :
  • VIVA.co.id/Tasya Paramitha
VIVA.co.id
Pesan Makanan Kini Hanya dengan Sentuhan Jari
- Hidup sehat yang kini telah menjadi sebuah gaya hidup yang digandrungi banyak orang di seluruh dunia, dan telah memunculkan banyak tren-tren baru.
Nah
Ini Tren Kuliner di Tanah Air Sepanjang Tahun 2015
, di Indonesia tren katering makanan sehat lah yang belakangan tengah menuai popularitas tinggi.

VIDEO: Katering Khusus Makanan Organik
Mulai dari pegawai kantoran, ibu rumah tangga hingga selebriti Ibukota pun berlangganan katering makanan sehat yang foto-fotonya selalu mewarnai timeline media sosial di jam makan siang. Ada katering yang menu-menunya merupakan menu diet mayo, diet paleo dan masih banyak lagi.

Salah satu yang terbaru dan layak untuk Anda coba ialah katering makanan sehat tradisional Indonesia yang ditawarkan oleh Dapur Desnina.

Katering yang menyediakan layanan pesan antar makanan harian, mingguan dan bulanan ini pertama kali didirikan bulan Februari 2015 lalu oleh empat orang wanita yang telah bersahabat sejak kecil, Dewi, Estu, Rini dan Nina. Nama Dapur Desnina berasal dari gabungan nama keempatnya.

Ide menjalankan bisnis katering makanan sehat tersebut datang dari keinginan mereka untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

"Semakin tua kan kita perlu mengubah beberapa aspek kehidupan termasuk kesehatan. Nah, dalam hal ini yang harus diubah adalah makanan karena makanan paling mudah membuat kita lupa diri," ungkap Chief Executive Officer Dapur Desnina, Estu Dini saat ditemui di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Kamis, 10 Desember 2015.

Akhirnya muncul ide untuk membuka bisnis katering makanan sehat. Yang kebagian tugas untuk meracik makanannya ialah Dewi, wanita yang telah berkecimpung di dunia kuliner sejak lama dengan bekerja katering dan pernah masuk sekolah kuliner.

Ia menerangkan bahwa makanan sehat sebenarnya tidak harus mahal seperti katering-katering yang banyak bermunculan dengan klaim makanan sehat, tanpa garam dan sebagainya. Makanan sehat pun tidak selalu harus terasa hambar, namun tetap lezat dan membuat orang merasa senang.

Uniknya lagi, katering ini hanya menyajikan makanan-makanan tradisional Indonesia yang tentunya akrab di lidah pelanggan.

"Kita memang sengaja memilih katering makanan sehat Indonesia karena selama ini belum ada katering yang menjual makanan Indonesia. Biasanya kan kebanyakan makanan Barat seperti salad," ujar Dewi saat ditemui di kesempatan yang sama.

Meski lebih sedikit rumit sehingga perlu beberapa kali percobaan, Dewi pun akhirnya bisa meracik berbagai menu tradisional Nusantara menjadi jauh lebih sehat. 

Hal tersebut dilakukan dengan mengganti nasi putih biasa dengan nasi merah organik, menggunakan ayam organik, mie mocaf (rendah gluten), bihun organik (rendah gluten), bakso ayam jamur organik, telur omega tiga, sayuran segar, sea salt yang kadar natriumnya lebih rendah dari garam dapur biasa, terasi organik dan minyak goreng organik.

Menu-menu makanannya juga sama sekali tidak mengandung MSG dan zat pengawet.

Hingga saat ini, telah ada 13 menu yang seluruhnya tidak ada yang jumlah kalorinya melebihi 500 kilo kalori. Beberapa diantaranya adalah Ayam Penyet, Ayam Bakar Sambal Dabu-dabu, Bakso Ceker Ayam, Nasi Goreng, Nasi Bakar Ayam, Bakmi Jawa, Bakmi Goreng, Bihun Goreng, Selat Solo Ayam dan masih banyak lagi.

Hal lain yang membedakan katering satu ini dengan katering-katering lainnya ialah mereka memiliki ahli gizi yang memantau menu-menu makanannya.

"Jadi sekarang banyak katering sehat yang mengklaim sehat hanya dengan memberi label tanpa MSG dan zat pengawet. Padahal enggak semudah itu. Gizi harus benar-benar terjamin, kalorinya pun harus dihitung, total kalorinya juga dibagi-bagi dari lemaknya berapa, karbohidrat berapa, protein berapa," ujar Nicola Putri Sasmita Sgz, Ahli Gizi Dapur Desnina.

Pesanan khusus

Sejak mulai beroperasi penuh pada bulan Juni 2015 lalu, katering ini setiap harinya bisa menerima lebih dari 50 pesanan. Tak hanya pegawai kantoran, banyak pula ibu-ibu yang memesan makan siang untuk diantar ke buah hati mereka di sekolah.

Meski katering ini tidak mengkhususkan diri sebagai katering diet dan masakan Indonesia juga jarang dijadikan menu diet, bukan berarti menu-menu makanan sehat yang ditawarkan katering ini tak bisa Anda jadikan menu diet. Pelanggan bahkan bisa berkonsultasi terlebih dahulu untuk bertanya-tanya dan menyesuaikan dengan kebutuhannya.

"Ada juga pelanggan kita yang nggak sadar setelah satu setengah bulan berlangganan lalu berat badannya turun enam kilogram," ujar Dewi.

Ada pula sejumlah pelanggan yang merupakan ekspatriat yang sangat peduli dengan kesehatan dan ingin menyantap menu-menu khas Indonesia yang lebih sehat. Begitu pula dengan komunitas yang peduli akan kesehatan, para pelatih fitness pribadi, para dokter dan pasien di klinik-klinik penurunan berat badan yang semakin lama semakin banyak yang berlangganan katering Dapur Desnina.

"Kita juga sempat menerima pesanan khusus untuk para pasien diabetes dan pasien yang cuci darah. Tentu kalau itu kita sesuaikan dengan kebutuhan mereka, seperti untuk pasien cuci darah tidak bisa terlalu pedas, makanan harus dimasak hingga benar-benar matang, tidak boleh ada sayuran hijau kecual selada dan lain-lain," jelas Dewi.

Packaging atau kemasan yang menarik dengan balutan serbet warna-warni yang cantik juga menjadi salah satu keunikan katering ini.

Untuk harga, satu porsi makanan dihargai sekitar Rp50 ribu. Jika memesan tanpa serbet dan kemasan cantik, Anda cukup membayar Rp45 ribu.

Tak hanya itu, Dapur Desnina juga melayani pemesanan kue-kue kering seperti kastengels, puteri salju, nastar dan kue-kue lain yang tentunya jauh lebih sehat karena dibuat dari tepung terigu rendah gluten dan seluruh bahannya organik juga rendah lemak. Kue-kue tadi per stoplesnya dihargai sebesar Rp200 ribu.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya