Saran Pakar Parenting: Stop Khawatirkan Masa Depan Anak

Bukik Setiawan
Sumber :
  • VIVA/ Adinda Permatasari

VIVA – Nama Bukik Setiawan dikenal sebagai penulis dua buku parenting yang menekankan pada pengembangan bakat anak. Buku pertamanya, Anak Bukan Kertas Kosong terbit pada tahun 2015 dan buku keduanya, Bakat Bukan Takdir terbit pada Maret 2016.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

Dulu Bukik juga sempat mengeluarkan aplikasi dengan konten yang sama tentang bagaimana mengembangkan bakat anak. Namun, kurangnya ketertarikan masyarakat dalam hal pengembangan bakat anak membuat peminat aplikasi ini sepi. Hingga Bukik pun beralih menulis buku.

Pesan Bukik hanya satu, ia ingin anak-anak Indonesia bisa merasa bahagia dan dapat mengembangkan dirinya dengan bebas.

Mona Ratuliu Ungkap Pentingnya Bergaul Lahir Batin dengan Anak

"Saya enggak tegaan kalau melihat anak dipaksa-paksa. Saya resah karena saya melihat bukti bahwa anak yang diberi kemerdekaan menentukan arahnya sendiri, ’larinya’ akan lebih cepat, lebih luar biasa," ujar Bukik saat berbincang dengan VIVA di Labschool Kebayoran, Jakarta, Jumat 23 Februari 2018.

Menurut Bukik sangat sayang sekali bila orangtua harus memaksa anak mengikuti kehendaknya. Padahal setiap anak memiliki potensi besar yang bisa menjadi sia-sia bila dipaksa menuruti kemauan orang tua.

Ajak Si Kecil Main Berkualitas di Akhir Pekan, Coba 4 Trik Ini Moms

Dalam bukunya, pria yang sempat menjadi dosen psikologi di Universitas Airlangga ini juga mengungkapkan bagaimana orang tua terlalu memikirkan kekhawatiran yang tak perlu pada masa depan anak. Menurutnya, kekhawatiran ini yang justru menjadi penghambat berkembangnya bakat anak.

"Saya tidak menyarankan orang tua memenuhi semua permintaan atau kemauan anak. Kalau anak tidak menunjukkan bukti, harus diajak, didorong untuk berusaha," ujarnya.

Prosesnya memang tidak mudah, anak bisa saja membutuhkan waktu satu tahun, atau bahkan tiga tahun. Namun, yang terpenting adalah anak bisa menunjukkan bukti kepada orang tua sehingga tercipta rasa saling percaya antara orang tua dan anak.

"Jangan hanya ribut doang, orang tua harus mencari bukti dan anak harus bisa menunjukkan bukti," kata Bukik.

Tidak lagi fokus pada akademik dan mulai melihat apa potensi anak adalah solusi menciptakan generasi yang kuat bertahan di dunia yang penuh tantangan. Karena itu, Bukik juga mengingatkan pada orang tua bahwa kesiapan anak dalam menghadapi perubahan tantangan di dunia ini ada di tangan orang tua.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya