5 Cara Ajarkan Anak Toleransi dan Hargai Perbedaan

Ilustrasi perbedaan suku dan ras
Sumber :
  • Pixabay/ Alexas_Fotos

VIVA – Orangtua memiliki pengaruh besar tentang bagaimana anak-anak memandang perbedaan budaya dan etnis di lingkungan mereka. Oleh karenanya, nilai-nilai toleransi perlu ditanamkan dan ditumbuhkan secara berkesinambungan dalam pengasuhan sehari-hari.

Dewan Masjid Akan Cegah Pembongkaran Menara Masjid Al-Aqsha

Ketiadaan nilai-nilai toleransi pada pemahaman anak, berpotensi menimbulkan intoleransi, yang rawan terjadi gesekan baik dalam skala kecil maupun besar di dalam pergaulan sosial anak. Apalagi kita hidup dalam lingkup 'keluarga besar' Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan budaya dari Sabang sampai Merauke.

Berikut ini langkah-langkah yang bisa orangtua terapkan dalam menumbuhkan toleransi pada anak, seperti dilansir laman Education.

Viral, Ajakan Foto dengan Teman dan Keluarga Beda Agama

1. Mulai dari perspektif orangtua

Sebelum Anda mengajarkan toleransi pada anak, Anda harus terlebih dulu selesai dengan pandangan rasis yang mendiskreditkan perbedaan. Kadang-kadang orangtua bukan berarti tak pernah keceplosan melontarkan guyonan yang (tanpa disadari) rasis. Misalnya, "Memang dasar dia orang X."

Ratusan Pemuka Agama akan Berkumpul Bahas Kerukunan Bangsa

Setelah Anda selesai dengan pemikiran sempit seperti itu, Anda akan berada dalam posisi yang tepat untuk membantu anak mengembangkan rasa kesetaraan dan empatinya sendiri.

2. Mendorong rasa ingin tahu

Suatu hari seusai anak bermain ke rumah teman, ia bercerita bahwa keluarga temannya sedang makan daging babi. Ini sebenarnya bisa menjadi pintu masuk bagi Anda untuk mendorong rasa ingin tahu anak. Bukan justru menghakimi.

Ilustrasi anak-anak

Misalnya, ketika anak menanyakan, "kenapa mereka makan babi?" Anda jelaskan bahwa memang dalam keyakinannya, babi itu diperbolehkan untuk dikonsumsi. Ajari anak sejak usia dini mengajukan pertanyaan daripada menghakimi, ketika dia melihat sesuatu atau mengalami praktik yang berbeda dengan keyakinannya. Langkah ini sekaligus mendukung anak untuk memiliki pola pikir yang bebas.

3. Terima dan rayakan perbedaan

Kesetaraan tidak berarti bahwa setiap orang sama, dan toleransi tidak berarti berpura-pura seperti orang tidak berbeda. Sampaikan pada anak bahwa perbedaan itu unik. Karakteristik fisik, seperti warna kulit, hanyalah satu perbedaan kecil. Bicaralah padanya tentang berbagai agama dan tradisi lain untuk membantunya melihat betapa asyiknya mempelajari budaya lain dan menjadi bagian dari dunia yang beragam.

Kambang Iwak, Objek Wisata Ramah Anak

4. Paparkan anak beragam perbedaan

Anak harus diajak menerima pengalaman yang terpapar dengan perbedaan. Kenalkan ia dengan aneka rasa makanan, bahasa, dan festival dari beragam budaya. Jika memungkinkan, masukkan ia di sekolah yang teman-teman dan gurunya berasal dari beragam ras, agama, dan latar sosial ekonomi.

5. Membaca beragam karya sastra

Ada banyak literatur yang membahas tema multikultural dan toleransi. Membaca buku tersebut adalah salah satu cara men-stimulasi anak terhadap perbedaan.

Sorot Buku - Membaca Buku - Perpustakaan - kios buku

Ilustrasi/siswa Sekolah Dasar.

5 Ikhtiar Serikat Guru demi Cegah Radikalisme di Sekolah

Guru seharusnya mempromosikan toleransi.

img_title
VIVA.co.id
21 Mei 2018