Wajib Tahu 4 Mitos Salah Terkait Imunisasi

Ilustrasi pemberian vaksinasi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA – World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa imunisasi adalah salah satu cara paling efektif dan terjangkau untuk menjaga kesehatan tubuh. Sayangnya, masih banyak mitos imunisasi yang beredar di kalangan masyarakat.

Cakupannya Menurun, Kemenkes Imbau Lengkapi Vaksinasi Anak-anak hingga Orang Dewasa

Dalam prosesnya, tubuh yang diimunisasi akan terpapar bakteri atau virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Dengan begitu, tubuh akan mengenali jenis bakteri tersebut dan akan menciptakan antibodi sebagai sistem pertahanan tubuh.

Nah, untuk lebih memahami seluk beluk imunisasi, berikut mitos dan fakta yang ada, dilansir dari laman The Health Site, Senin, 29 April 2019.

Deretan Penyakit Ini Rentan Dialami Jemaah Haji dan Umrah, Wajib Vaksin Sebelum ke Tanah Suci!

1. Mitos: vaksin MMR pemicu autis

Mitos ini beredar karena adanya hipotesis terkait kondisi autis dengan vaksin MMR dalam jurnal The Lancet. Faktanya, karena ada kesalahan dalam prosedur studinya, hasil yang didapatkan pun tidak benar. Sehingga, sangat salah jika vaksin MMR dikaitkan dengan autis karena keduanya tidak memiliki kaitan sama sekali.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

2. Mitos: vaksin mengandung racun

Faktanya, vaksin memang mengandung racun seperti formaldehid, merkuri atau alumunium. Kandungan itu bisa berbahaya jika kadar vaksin digunakan dalam jumlah berlebihan. Vaksin yang beredar sudah mendapat persetujuan FDA dan memiliki kadar racun yang rendah yang digunakan untuk menjaga sistem imunitas tubuh.

3. Mitos: vaksin memicu penyakit

Asumsi ini sangat salah. Usai pemberian vaksin memang akan ada gejala ringan yang hadir di tubuh. Hal ini terjadi saat bakteri yang sudah dilemahkan dalam vaksin mulai terbentuk dan imunitas dalam tubuh mencoba melawannya untuk membentuk antibodi.

4. Mitos: tidak ada gunanya memberi vaksin jika lingkungan Anda sudah divaksin semua

Ini hal yang benar. Di mana infeksi akan sangat minim terjadi saat lingkungan di sekitar sudah memiliki imunitas yang baik. Tetapi, jika Anda tidak memberi imunisasi pada anak Anda, imunitas tubuh cenderung tidak terjaga dan mudah terserang penyakit saat Anda berada di lingkungan yang buruk. (ldp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya