Waspada 10 Penyakit Anak di Musim Hujan 

Ilustrasi anak mandi hujan, payung
Sumber :
  • Pixabay/ Andrew_Poynton

VIVA – Mandi hujan seringkali jadi hal yang dianggap seru dan menarik untuk anak-anak. Tak heran saat hujan turun, seringkali menjadi saat bermain yang menggoda bagi anak-anak. Namun, dalam banyak situasi, bermain saat hujan juga tidak dianjurkan karena efek buruk dari hujan terutama apabila terjadi banjir tidak hanya menyebabkan bencana alam namun juga turut menjadi media penyebaran berbagai penyakit. 

Longsor Horor Terjang Toraja Utara, 3 dari 9 Orang yang Tertimbun Tewas

Banjir memiliki dampak jangka menengah hingga jangka panjang pada kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan penularan penyakit melalui air dan vektor (water and vector borne disease).

Disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Sub Spesialisasi Penyakit Infeksi Tropik dan Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. Nina Dwi Putri, SpA(K), MSc (TropPaed), lewat rilis yang diterima VIVA mengatakan, ada beberapa mode penularan yang disebabkan oleh hujan dan banjir. 

KCIC Minta Maaf Kecepatan Whoosh Dikurangi karena Hujan Deras

Anak sakit

Photo :
  • Times of India

Beberapa penyakit dapat ditularkan melalui air yang terkontaminasi dan higienitas lingkungan tempat tinggal yang bisa memburuk akibat hujan atau banjir. Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia menginformasikan daftar penyakit yang dapat menyerang anak-anak selama musim hujan

Bangunan Sekolah di Kolaka Roboh Ditimpa Tanah Longsor, 2 Ruang Kelas Porak-Poranda

1. Dengue

Nyamuk Aedes aigipty.

Photo :
  • U-Report

Genangan air dapat digunakan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk dan berpotensi meningkatkan paparan infeksi dengue. Infeksi virus dengue adalah salah satu penyakit umum yang menyerang anak-anak dan orang dewasa di musim hujan. Itu terjadi di daerah tropis. Gejala demam berdarah termasuk ruam, demam tinggi, dan lainnya. Terapkan 3M plus untuk memberantas sarang nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk

2. Infeksi jamur
Karena kulit menjadi lembab dan basah sepanjang waktu, kemungkinan terjadinya infeksi jamur cukup tinggi. Kulit harus tetap kering sepanjang waktu. Minta anak-anak Anda untuk mengeringkan diri setelah pulang. Jamur sering berkembang biak ketika kulit lembab dan tidak terkena udara.

3. Leptospirosis
Penyakit ini ditularkan melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan tanah, lumpur, ataupun air yang terkontaminasi dengan urin hewan pengerat yang terinfeksi bakteri Leptospira. Bahkan jika anak Anda mengalami luka kecil di kakinya, ia harus berhati-hati agar tidak masuk ke air yang terkontaminasi.

4. Infeksi saluran cerna

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • freepik/lifeforstock

Sistem pembuangan limbah yang buruk, kebersihan yang tidak terjaga, kepadatan penduduk, dan konsumsi air yang tidak sehat saat banjir turut menyebabkan infeksi pada saluran cerna. Untuk menghindari infeksi dari makanan dan air yang terkontaminasi, minta anak-anak untuk minum yang bersih dan matang, serta makan makanan yang sehat.

5. Influenza
Infeksi yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan kepala, sakit menelan, lesu, dan dapat disertai gejala infeksi saluran napas. Sulit membedakannya dengan gejala COVID-19. Untuk itu, perlu pemeriksaan swab SARS-CoV-2.

6. Konjungtivitis
Infeksi pada mata yang ditandai dengan nyeri, mata merah, tidak kuat cahaya, berair, bisa disertai adanya kotoran dan lengket. Infeksi ini mudah menular, sehingga jauhkan yang sakit, jangan berbagi handuk dan barang lainnya, dan sering mencuci tangan, agar menekan penularanPenyakit tipus atau demam tifoid

7. Demam tifoid atau demam enterik
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh Salmonella Typhi dan Salmonella Paratyphi. Gejala berupa demam lebih dari 5 hari, nyeri kepala dan gangguan pencernaan. Hindari infeksi ini dengan menjauhi makanan dan minuman yang bersih aar menekan penularan Penyakit tipus atau demam tifoid.

8. Kolera
Kolera adalah diare akut yang disebabkan akibat mengonsumsi makanan atau air terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae. Masyarakat Indonesia umumnya mengenal Kolera dengan nama Muntaber (muntah berak). Di awal abad 18 hingga abad 19, Kolera sempat menjadi epidemi yang mengguncang banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.

9. Hepatitis A 
Hepatitis A juga merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi virus hepatitis A dengan gejala berupa demam, diare, mual, lemas, serta warna kuning pada kulit dan mata.

10. Selesma
Selesma sering terjadi dengan tanda dan gejala batuk pilek. Penyakit yang disebabkan oleh berbagai virus ini paling sering dijumpai pada musim penghujan. Pada masa pandemi COVID-19, sulit membedakannya dengan infeksi oleh SARS-CoV-2.

Untuk anak-anak yang terdampak  bencana banjir dalam skala besar yang memerlukan proses evakuasi dan penampungan, kepadatan di tempat penampungan dapat mengakibatkan berbagai penyakit di atas.

Dimasa pandemi COVID-19, dapat terjadi infeksi ganda, yaitu penyakit di atas dan infeksi SARS-CoV-2. Untuk itu, pemberian imunisasi yang dapat mencegah penyakit tersebut di atas dan vaksin COVID-19, sangat diperlukan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya